Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Minim Sentimen Positif, Rupiah Diprediksi Masih Tertekan

Yuni Astutik , Jurnalis-Jum'at, 22 Juni 2012 |08:08 WIB
Minim Sentimen Positif, Rupiah Diprediksi Masih Tertekan
Ilustrasi. (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi masih akan tertekan pasca pelemahan yang terjadi pada penutupan perdagangan sore kemarin. Meski begitu, rupiah tidak akan melwati level Rp9.500 per USD. Rupiah akan bergerak di kisaran Rp9.470 per USD.

"Faktornya memang masih kondisi eksternal. Imbas dari speech The Feed yang salah satunya penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat (AS)," kata Analis valuta asing, Rully Nova, kepada Okezone di Jakarta, Jumat (22/6/2012).

Sejauh ini memang belum ada kabar baik terkait dengan kondisi di Eropa dan Italia. Meskipun begitu, Bank Indonesia (BI) selaku bank sentral selalu siap di pasar untuk menjaga volatilitas rupiah agar tidak melemah teralu dalam.

Sebagaimana diketahui, nilai tukar rupiah melemah pada perdagangan sore kemarin, seiring dengan negatifnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Menurut kurs tengah BI, rupiah berada di level Rp9.473 per USD. Melemah dibandingkan periode sebelumnya yang ada di Rp9.463 per USD. Sementara menurut Bloomberg, rupiah parkir di Rp9.483 per USD.

Dalam risetnya, research analyst BNI Treasury Research Apressyanti Senthaury menjelaskan konsolidasinya rupiah lantaran ketidakpuasan pada pasar terkait keputusan Fed yang tidak berencana melakukan quantitive easing III membuka peluang terbatasinya valuta RI.

Terlebih kekawatiran pasar terhadap krisis Uni Eropa yang belum juga usai di tengah problema utang yang telah menjalar ke zona euro dengan skala ekonomi yang lebih besar, seperti Spanyol dan Italia bakal lebih menguntungkan posisi safe-haven dolar.

(Martin Bagya Kertiyasa)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement