JAKARTA - Meskipun memiliki banyak laut, tetapi Indonesia belum akan memanfaatkan potensi energi dari laut tersebut dalam waktu dekat.
“Pengembangan energi laut memang belum akan menjadi solusi jangka pendek. Namun, dari sekarang pemerintah perlu mempersiapkan agar energi laut segera menjadi bagian dari solusi keenergian nasional sebagai bagian dari program diversifikasi sumber energi," ungkap anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Mukhtasor seperti dikutip dari laman resmi Kementerian ESDM, Selasa (26/6/2012)
Pengembangan energi kelautan, menurut DEN penting karena pemerataan akses energi di seluruh wilayah Indonesia masih kurang khususnya di wilayah terpencil dan perbatasan. Kedua adalah adanya fluktuasi harga minyak dunia dan beban alokasi APBN yang mencapai Rp200 triliun.
"Jika tahun depan pilot percontohan dan program perintisan energi arus dan energi gelombang sudah bisa dimulai dalam lima tahun mendatang bisnis energi laut ini akan berkembang pesat," tambah Ketua Asosiasi Energi Laut Indonesia (Aseli) ini.
Mukhtasor menambahkan, strategi implementasi energi laut menempuh double tracks yaitu mendorong pemanfaatan teknologi dalam negeri seperti pembangkit listrik skala kecil. Pembangkit listrik arus laut dan gelombang laut skala 20-100 KW dapat diproduksi oleh produsen nasional.
Strategi kedua adalah menjalin kerjasama internasional untuk implementasi energi laut skala menengah dan besar agar energi laut dapat memperkecil ketergantungan kepada bahan bakar minyak (BBM).
“Karenanya, Aseli meminta pemerintah agar tidak saling menunggu dalam pengembangan energi laut. Sejak sekarang pemerintah perlu mengeluarkan panduan yang jelas tentang kewenangan perizinan dalam bisnis energi laut, harga listrik energi laut, serta mempercepat terwujudnya pilot percontohan," tandasnya. (gna)
(Rani Hardjanti)