Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Dituding BUMN Paling Korup, TLKM Klaim Terus Berbenah

Gina Nur Maftuhah , Jurnalis-Selasa, 17 Juli 2012 |09:36 WIB
Dituding BUMN Paling Korup, TLKM Klaim Terus Berbenah
Ilustrasi
A
A
A

JAKARTA - PT . Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) mengklaim terus memperbaiki diri dan meningkatkan transparansi sebagai bagian dari program Good Corporate Governance (GCG).

"Sebagai perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan New York Stock Exchange (NYSE), Telkom selalu berupaya menaati prinsip-prinsip GCG antara lain, transparansi dan akuntabilitas," ujar Head of Corporate Communication and Affair Telkom, Slamet Riyadi dalam siaran pers, Senin (17/7/2012).

Slamet menambahkan, posisi Telkom sebagai BUMN juga merupakan perusahaan publik menjadikan Telkom objek pengawasan berbagai lembaga seperti BEI, NYSE maupun Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) di samping pengawasan internal yang dilakukan Telkom dan Kementerian Negara BUMN.

"Keterbukaan dan akuntabilitas justru mendorong berbagai inovasi di dalam segmen layanan Telkom," tambah dia.

Menurutnya, setiap tahun Telkom memberikan laporan keuangan baik kepada BEI, NYSE dan Pemerintah dan selalu memperoleh predikat wajar yang artinya, dalam setiap kebijakan terutama yang menyangkut masalah keuangan telah melalui prosedur yang telah ditetapkan.

"Listing di NYSE telah memberikan manfaat kepada para pemangku kepentingan (stakeholder), seperti meningkatkan kredibilitas dan reputasi perusahaan-perusahaan Indonesia. Sementara secara internal kehadiran Telkom di NYSE mampu meningkatkan transparansi perusahaan dalam menyampaikan pelaporan keuangannya," jelasnya.

Sekadar informasi, dalam laporannya, FITRA merilis bahwa TLKM masuk dalam 24  BUMN paling korup. TLKM dianggap merugikan negara dengan nilai kerugian mencapai USD130,26 juta dan Rp12 miliar dengan enam kasus temuan. (gna)

(Rani Hardjanti)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement