Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Bahas Konsep HPP, Mendag Komunikasi dengan Petani Kedelai

Iman Herdiana , Jurnalis-Selasa, 07 Agustus 2012 |11:40 WIB
Bahas Konsep HPP, Mendag Komunikasi dengan Petani Kedelai
Ilustrasi. (Foto: Corbis)
A
A
A

BANDUNG - Menteri Perdagangan (Mendag) Gita Wirjawan mengaku sangat mendukung konsep Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk komoditi kedelai. Menurutnya, rencana penetapan HPP tersebut meningkatkan produksi kedelai dalam negeri.

"Saya mendukung konsep HPP Kedelai ini agar kesejahteraan petani bisa terjamin," kata Gita, usai meninjau harga barang kebutuhan pokok jelang Lebaran di Pasar Kosambi, Jalan A Yani, Bandung, Selasa (7/8/2012).

Meski begitu, penetapan HPP kedelai tidak mudah karena perlu dukungan juga dari petani kedelai. Untuk itu, pihaknya akan melakukan komunikasi dengan para petani. "Petani kita masih menganggap kedelai sebagai tanaman selingan sehingga mereka enggan menanam kedelai," ujarnya.

Saat ini pihaknya akan melakukan peninjauan ke Jember dan Sumatera Selatan yang sanggup memproduksi hingga 2,5 ton pehektar lahan. Padahal, produktivitas kedelai di Indonesia selama hanya 0,9 ton per hektare (ha).

"Kita akan ke Jember dan Sumsel, benar enggak sanggup memproduksi hingga 2,5 ton per hektare," katanya.

Dengan adanya PPH dan didukung produktivitas petani kedelai, diharapkan bisa mengurangi ketergantungan impor kedelai.

Dia menjelaskan selama ini harga kedelai sangat mempengaruhi harga dunia. Ini berpengaruh terhadap produksi tempe dan tahu. Sehingga diperlukan produksi kedelai dalam negeri.

Produksi kedelai Indonesia sendiri hanya 800 ribu ton per tahun. Jumlah ini tidak mencukupi kebutuhan kedelai yang mencapai 2,6 juta ton/tahun. Namun, sambil menunggu peningkatan produksi kedelai, pihaknya masih melakukan pembebasan bea masuk impor kedelai sebesar lima persen yang akan berlangsung hingga Desember 2012.

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement