JAKARTA - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) bekerja sama dengan China International Contractors Association (Chinca) untuk pembangunan 16 proyek infrastruktur di Indonesia Timur.
Sekjen Hipmi Harry Warganegara mengatakan, total nilai investasi dari 16 proyek tersebut diperkirakan bisa mencapai USD20 miliar. Menurutnya, salah satu proyek infrstruktur tersebut adalah pembangunan railway di wilayah Sulawesi.
Untuk tahap awal, kata dia, railway akan dibangun sepanjang 500 kilometer (km) dulu. Menurutnya, pembangunan sepanjang satu km membutuhkan dana sekira USD2 juta. "Selama ini respons mereka (Chinca) cukup baik. Kami sudah bertemu sejak 2010 lalu," kata Harry ketika dihubungi di Jakarta, Kamis (16/8/2012).
Harry menjelaskan, ada tiga proyek yang sudah dibicarakan sejak 2010 lalu, yakni pembangunan PLTA berkapasitas 450 megawatt (mw) di Sulawesi Barat, arteri road sepanjang 102 km di Sulawesi Barat, dan bendungan di NTT. "Pembangunan PLTA itu masuk dalam PPP, arteri road dan bendungan soft loan," ucapnya.
Harry pernah memperkirakan, potensi nilai investasi yang bisa direalisasikan Hipmi selama 2012 hingga 2014 bisa mencapai sekira USD2,5 miliar. Menurutnya, nilai investasi itu terdiri dari sejumlah jenis investasi yang berbeda.
"Saya kira untuk tahun berjalan 2012 sampai dengan 2014 bisa sekira USD2,5 miliar. Paling besar pembangkit. â€
Ketua Umum Hipmi Raja Sapta Oktohari mengatakan, ada beberapa hal yang dilakukan Hipmi untuk mendorong investasi yang di antaranya adalah telah melakukan komunikasi dan kerja sama dengan sejumlah kalangan dari berbagai negara, khususnya negara-negara yang memiliki pangsa pasar potensial bagi ekspor komoditi nasional.
"Hal ini kami lakukan agar terjalin komunikasi yang intensif baik dengan pemerintah maupun swasta di negara-negara tujuan sehingga terbuka ruang, peluang dan akses bagi interaksi, aktivitas bisnis dan investasi," tuturnya.
(Widi Agustian)