JAKARTA - Ramadan dan Lebaran menjadi bulan yang penuh berkah bagi semua penganutnya. Tak luput pula, berkah bagi banyak orang yang mempunyai naluri berbisnis.
Romi, salah satu pedagang gorengan di Pasar Bendungan Hilir alias Benhil, mengaku sudah empat tahun menjadi pedagang musiman di daerah tersebut. "Sehari-harinya saya juga berdagang gorengan di Pasar Benhil, tapi enggak di sini tempatnya," ungkap Romi kepada Okezone.
Romi menuturkan, keuntungan yang diperolehnya berbeda jika dibandingkan dengan hari biasa ketika ia berjualan.
"Keuntungan jelas beda, hari biasa sama bulan puasa.Selain lebih banyak yang beli, juga cepat habisnya. Gorengan yang saya jual Rp2 ribu tiga buah, seperti risol, lontong, martabak cepat lakunya," jelasnya.
Mengenai persaingan, Romi mengaku tidak terlalu memusingkan hal tersebut. Menurutnya, pedagang-pedagang besar banyak muncul, namun tidak begitu mempengaruhi pendapatannya.
"Rejeki sudah ada yang ngatur, persaingan pasti ada, tapi masyarakat juga banyak yang memilih ke sini karna sudah lama kami di sini," ujarnya.
Berkah Sang Penjual Bendera
Menjelang Lebaran, satu momentum hari besar pun tak ketinggalan membuat untung sejumlah pedagang. Hari Kemerdekaan Indonesia menjadi berkah bagi para pedagang bendera merah putih. Mereka bahkan mampu meraup untung sebesar Rp800 ribu per hari.
Karyono yang biasa menjajakan dagangannya di pinggir jalan Pasar Minggu, Jakarta Selatan mengaku sudah sejak kecil berdagang bendera merah putih. Dirinya pun memberanikan diri pergi dari kampung halamannya untuk mengadu nasib di Jakarta.
"Sudah dari SD (Sekolah Dasar) saya berdagang bendera, jualan bedera ya pas menjelang Agustus ini," ungkapnya kepada Okezone, di Jakarta.
Pria asal Cirebon ini mengaku sehari-harinya adalah seorang petani di daerah asalnya. Karyono merupakan pedagang musiman yang hanya datang di saat Agustus tiba. Adapun setiap menjelang Agustus, Karyono bekat berangkat ke Jakarta demi menambah penghasilannya di samping sebagai petani.
Karyono mengaku, bendera yang dijualnya adalah hasil karyanya sendiri. Mulai dari membeli bahan sampai menjahit dilakukan sendiri di rumahnya. "Bahannya saya beli di pasar dan jahitnya saya sendiri yang kerjain di rumah. Supaya dapat untungnya agak banyakan sewaktu dijual," tuturnya.
Sekadar informasi, bendera berukuran satu meter dijual oleh Karyono seharga Rp25 ribu saja. Sedangkan untuk bendera yang harganya Rp150 ribu merupakan bendera dengan ukuran 10 meter.
Dia menambahkan, telah memiliki dua tempat miliknya di Jagakarsa serta di Pasar Minggu. Dari tempat-tempat tersebut, Karyono bisa meraup keuntungan di masing-masing tempat kurang lebih Rp800 ribu.
(Widi Agustian)