MEDAN - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penurunan pada penerimaan devisa dari sektor perikanan sebesar 29,18 persen. Kondisi ini diprediksi melemahnya kinerja ekspor ikan dan udang asal Sumut ke sejumlah negara, khususnya Amerika Serikat (AS).
Kepala BPS Sumut Suharno mengatakan pada periode Agustus 2012, devisa yang disumbangkan sektor perikanan, khususnya ikan dan udang, mencapai USD13,04 juta. Padahal pada Juli sebelumnya, penerimaan devisa sumut dari sektor ini mencapai USD18,58 juta.
"Penurunan ini sangat disayangkan. Memang ada penurunan permintaan dari AS yang selama ini menjadi importir utama kita. Tapi sebenarnya, penurunan ekspor ini karena kegagalan kita mengelola sektor ini. Padahal potensi perikanan dan kelautan kita cukup besar, dan harusnya bisa menjadi daya tarik bagi para investor. AS kan bukan satu-satunya importir, ada pula Italia, Prancis dan Jepang, yang harusnya bisa dimaksimalkan jika memang permintaan AS menurun," jelasnya pada Okezone, di Medan, Sabtu (6/10/2012).
Suharno menambahkan, meskipun terjadi penurunan ekspor ke pasar AS secara month to month (mtm) namun kinerja ekspor ikan dan udang Sumut ke Amerika memiliki tren yang baik. Kondisi ini terjadi seiring dengan pertambahan jumlah penduduk AS, yang berdampak langsung pada peningkatan kebutuhan, baik untuk konsumsi maupun untuk kebutuhan industri makanan.
"Prospek AS masih relatif bagus kok sebenarnya. Karena meski turun secara bulanan, tapi secara year on year (yoy) masih tumbuh. Sejak Januari hingga Agustus, ekspor ikan dan udang Sumut tumbuh 13,71 persen, dari USD127,12 juta menjadi USD144,55 juta," pungkasnya.