JAKARTA - PT Carrefour Indonesia mengaku keberatan dengan rencana pemerintah menaikkan tarif dasar listrik (TDL) sebesar 15 persen tahun depan. Hal ini karena sangat berpengaruh terhadap kelangsungan bisnisnya.
"Kita bersama asosiasi retail menentang rencana ini. Menaikkan TDL berarti menurunkan daya beli karena listrik naik, bisa-bisa semua barang naik dan inflasi besar. Ini makanya kita meminta pemerintah mengkaji ulang. Listrik sendiri merupakan komponen utama di sektor ritel," papar Head of Public Affairs Carrefour Satria Hamid, dijumpai di Media Gathering Carrefour, Jakarta, Jumat (5/10/2012).
Menurut Satria, dengan kenaikan listrik sekira 15 listrik tahun depan, biaya operasional mereka akan naik sekira 10 persen. Hal ini mengingat beban biaya listrik menempati sekira 30 persen biaya operasional. Meskipun begitu, dia tidak akan menaikkan harga produk.
"Harga produk kan dari pemasok, bukan kita," tambah dia singkat.
Dengan kenaikan biaya operasional sekira 10 perseb ini, Satria memprediksi, bisnis retail khususnya di Carrefour akan menurunkan omzetnya.
"Mungkin bisa tergerus sekira lima persen," pungkasnya.