JAKARTA - Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) membantah ada intervensi asing dalam pelaksaan fungsi dan wewenangnya. Pasalnya, semua keputusan berada di tangan pemerintah.
Kepala BP Migas R Priyono mengatakan, pihaknya tidak berkompeten mengundang orang asing karena hanya melanjutkan era Pertamina sebelum investor asing datang. "Seperti Exxon di Aceh, Kalimantan Timur, laut Jawa. Itu sudah hadir sebelum BP Migas hadir," kata Priyono, di Kantornya, Jakarta, Selasa (13/12/2012).
Karena itu, Priyono mengaku tidak mengerti atas tuduhan penguasaan asing terhadap BP Migas. Meskipun begitu, BP Migas harus menjaga iklim investasi di sektor industri hulu Migas.
"Penguasaan asing saya enggak ngerti dari sebelah mana. Banyak produsen memang asing, tapi diundang Pertamina waktu itu. Tapi BP Migas harus jaga iklim investasi," ungkap Priyono.
Priyono menyatakan BP Migas hanya pelaksana dan pengawas industri sektor hulu migas dan bukan penentu dan pengambil keputusan.
"Kami cuma mengawasi apa yang sudah ada. Proses perpanjangan sejarah mengatakan kami beri tiga blok ke Pertamina yang sudah habis," tutup Priyono.
(Rani Hardjanti)