SOLO – Pertumbuhan ekonomi di karesidenan Surakarta pada tahun 2013 mendatang diperkirakan sebesar 4,9–5,4 persen. Angka ini naik dibandingkan tahun 2012 sebesar 4,8–5,3 persen.
“Dominasi konsumsi dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berasal dari peningkatan daya beli kalangan menengah ke atas. Bila hal ini tidak diiringi dengan peningkatan investasi, hanya akan berpengaruh terbatas terhadap penciptaan nilai tambah perekonomian karena tidak ada peningkatan kapasitas produksi,” jelas Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Solo Doni P Joewono di Reuni Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret (FE UNS) Surakarta, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (29/12/2012).
Doni yang juga alumni FE UNS mengatakan, fenomena investor yang lebih memilih menjadi distributor produk impor daripada menjadi produsen dapat menurunkan kualitas pertumbuhan ekonomi. Karena itu, koordinasi antarpemerintah kabupaten/kota di wilayah Surakarta menjadi suatu hal penting yang harus direalisasikan. Peran Badan Koordinasi Antar Daerah (BKAD) yang telah dibentuk sejak tahun 2010 perlu dioptimalkan.
“Contohnya, Bandara Adisumarmo yang lokasinya terletak di perbatasan beberapa kabupaten, ini sangat potensial untuk dikembangkan bersama agar lebih menarik minat wisatawan berkunjung di Solo dan sekitarnya,” kata Doni.
Lebih lanjut Doni berpendapat, untuk mendukung perkembangan sektor-sektor unggulan, pemerintah daerah se-wilayah Surakarta perlu berkoordinasi agar Surakarta menjadi satu kawasan tata ruang dan wilayah yang mengakomodir perencanaan investasi bagi investor serta menyediakan sarana dan prasarana infrastruktur sebagai fasilitas pendukung.
“Selain itu, untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi perlu ditingkatkan koordinasi antarpemerintah daerah se-Surakarta, terutama dalam hal pengembangan industri kreatif yang memiliki nilai tambah besar bagi perekonomian daerah,” pungkasnya.