Depok – Kota Depok genap berusia 14 tahun. Saat ini jumlah penduduk di Kota Depok telah mencapai 1,8 juta jiwa lebih yang didominasi oleh Imigran Jadi Beban Pengangguran di Depok angka migrasi bukan kelahiran penduduk.
Namun hal tersebut justru membuat meningkatnya pengangguran. Di prediksi dari 74 ribu angka pengangguran, kini naik menjadi 80 ribu penganggur. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Depok, naiknya jumlah pengangguran tersebut tercatat karena umumnya pendatang yang sudah jadi warga Depok dan tak memiliki pekerjaan selama tiga bulan dicatat sebagai pengangguran.
Ketua DPRD Depok Rintisyanto mengatakan, banyak pencapaian yang telah diraih, baik oleh pemerintah kota dan DPRD. Namun masih menyisakan berbagai persoalan diantaranya kemacetan, persampahan, dan pendidikan.
"Banyak hal yang harus kita akui bersama, Depok masih butuh sentuhan dan terobosan kebijakan. Soal kesehatan juga Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) pelayanan kesehatan masih sangat amburadul, walaupun jaminannya luar biasa besar ada 432 ribu warga di-cover dengan Jamkesmas dan Jamkesda," jelasnya kepada wartawan di DPRD Depok, Jumat (26/04/2013).
Meningkatnya angka pengangguran yakni 80 ribu jiwa, Rintis menilai hal itu disebabkan banyaknya angka migrasi. Depok yang berkembang pesat memiliki daya tarik namun menimbulkan beban bagi imigran pencari kerja.
"Sesungguhnya masalah ketenagakerjaan, bertambah pengangguran karena angka migrasi bukan kelahiran. Depok jadi daya tarik tersendiri. Imigran ke Depok hanya jadi penganggur, karena ingin kerja di Depok. Namun mereka harus tahu, bahwa Depok saat ini ada di sektor ekonomi tersier, kelasnya high middle class, pekerja luar Depok kalau hanya lulusan SD enggak bisa kerja di Depok. Kami upayakan atasi imigran ini," jelasnya.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bapeda) Kota Depok, Misbahul Munir menyatakan bahwa meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi di Depok membuat daya beli warga Depok juga meningkat. Dari tahun 2007, pertumbuhan ekonomi di Depok mencapai 7,04 persen dan itu tertinggi di Jawa Barat. Namun mengalami penurunan di tahun 2008 menjadi 6,42 persen. Di tahun 2009 hingga 2012 terus meningkat hingga mencapai 6,58 persen.
"PDRB Kota Depok 2012 itu Rp 17 milyar. Hal ini menggambarkan masyarakat Depok mengalami peningkatan daya beli," pungkasnya. (wan)
(Widi Agustian)