JAKARTA - Skenario kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis Premium dan Solar, diperkirakan dapat menghemat anggaran Rp36,75 triliun jika dilakukan di pertengahan tahun ini. Namun, bila dilakukan dari awal tahun, negara bisa menghemat Rp73,5 triliun.
"Bila dilakukan dari awal tahun bisa menghemat 73,5 triliun, tapi bila penghematan mulai tengah tahun menghemat Rp36,75triliun," kata chief economist Bank Mandiri, Destry Damayanti, saat pemaparannya di Plaza Mandiri, Jakarta, Kamis (14/5/2013).
Destry menambahkan, bila dikurangi dengan biaya Bantuan Langsung Tunai (BLT), penghematan yang didapat akan mencapai Rp22,75 triliun. "Bila memakai skenario Premium dan solar sama-sama naik Rp1.500 penghematan anggaran Rp37 triliun," ujar Destry.
Sebelumnya, pemerintah berencana untuk memberlakukan kenaikan BBM bersubsidi jenis premium dan solar. Namun, kenaikan premium dipastikan akan lebih tinggi ketimbang kenaikan yang diterapkan pada solar. Salah satu pertimbangan yang diambil pada kenaikan harga solar, lantaran solar tersebut digunakan oleh para nelayan.
Kepala Bappenas Armida Alisjahbana mengatakan, kenaikan BBM Bersubsidi jenis solar lebih rendah dari Premium. Namun, dia belum dapat menyebutkan besaran kenaikan tersebut, karena masih di ajukan DPR.
(Martin Bagya Kertiyasa)