JAKARTA - Pergerakan nilai tukar terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan kembali melemah. Pelaku pasar masih menunggu kelanjutan kabar dari The Fed dan rapat kebijakan moneter Bank Of Japan (BOJ).
"Rupiah diperkirakan melemah, seiring dengan pertimbangan laju stimulus The Fed setelah beberapa petingginya berencana akan mengajukan percepatan penarikan stimulus dalam pertemuan FOMC pekan ini," kata Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada di Jakarta, Rabu (22/5/2013).
Selain itu, Reza mengungkapkan laju Rupiah juga terimbas pelemahan yen setelah Menteri Keuangan Jepang, Akira Amari, yang tidak memberikan gambaran seberapa dalam pelemahan yen tersebut akan terjadi.
"Pelemahan yen masih akan berlanjut terhadap dolar AS, karena pernyataan tersebut dikritik oleh G7 karena Yen melemah terlalu dalam," jelasnya.
Sementara itu, selain sentimen dari Jepang, laju rupiah juga dipengaruhi oleh seiring melambatnya inflasi Inggris di bulan April. "Namun, rilis referensi akurat BI Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) tidak banyak direspons pasar," tukas dia.
Kemarin, BI mencatat kurs jual di level Rp9.809 per USD dan untuk kurs beli di level Rp9.711 per USD. Sementara Bloomberg mencatat rupiah berada di level Rp9.755 per USD, sementara Yahoofinance mencatat rupiah berada di level Rp9.750 per USD. Untuk kurs tengah perdagangan rupiah.
(Martin Bagya Kertiyasa)