Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Menkeu Fokus Tangani Defisit Neraca Perdagangan

Dina Mirayanti Hutauruk , Jurnalis-Jum'at, 14 Juni 2013 |16:17 WIB
Menkeu Fokus Tangani Defisit Neraca Perdagangan
Menkeu Chatib Basri. (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Untuk menaikkan kepercayaan terhadap rupiah, pemerintah tidak bisa mempengaruhi fenomena global, yang bisa dilakukan hanya memperhatikan isu-isu domestik yang menjadi perhatian pelaku pasar.

"Saya dan Pak Agus (Gubernur BI Agus Martowardojo) tidak bisa buat apa-apa tentang global. Saya tidak mungkin mempengaruhi Berkanki atau Kuroda agar tidak melakukan skill back-nya, tapi kita harus meng-address isu-isu domestik yang bisa menjadi konsen orang," ungkap Chatib, di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (14/6/2013).

Menurut Chatib, yang pertama perlu dilakukan adalah menangani defisit dalam perdagangan. "Kita harus menangani defisit dalam trade balance, bulan lalu kita defisit USD1,6 miliar," ujarnya.

Kedua, menurutnya, yang harus diperhatikan adalah menangani beban subsidi dalam anggaran dan defisit neraca perdagangan dengan melakukan kebijakan kenaikan BBM.

Chatib mengatakan, dengan menaikkan BBM bukan hanya porsi konsumsi BBM oleh motor dan mobil bisa diturunkan tetapi penyeludupan BBM ke luar negeri yang sering terjadi juga bisa dikendalikan.

"Penyelesaiannya secara konsep kalau ada lakukan adjusment di dalam BBM maka yang terjadi porsi konsumsi BBM yang besar bukan di mobil motor tetapi penyeludupan. Kenapa orang menyeludup karena ada perbedaan harga. Kalau harga BBM di luar dan Indonesia sama maka tidak akan ada penyelundupan. Semakin besar perbedaan harga semakin besar penyelusupan,” jelasnya.

Chatib menambahkan, jika BBM dinaikkan maka disparitas harga dengan luar akan makin kecil dan keinginan orang untuk menyeludupkan BBM ke luar akan semakin kecil sehingga porsi konsumsi BBM yang besar selama ini akan menurun.

Dia mengatakan kenaikan BBM yang akan dilakukan pemerintah merupakan sinyal yang baik untuk memperbaiki nilai tukar rupiah, sebab dengan menurunnya konsumsi BBM maka impor migas akan menurun dan neraca perdagangan kan membaik.

"Nah teman-teman tahu BBM selama ini kita impor, kalau konsumsi turun maka impor migas akan turun sehingga neraca perdagangan membaik. jika ini membaik maka tekanan terhadap rupiah akan menurun," tuturnya.

(Widi Agustian)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement