Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Dahlan: 1 BUMN Mampu Beli 1 Juta Ha Lahan di Australia

Hendra Kusuma , Jurnalis-Kamis, 27 Juni 2013 |08:52 WIB
Dahlan: 1 BUMN Mampu Beli 1 Juta Ha Lahan di Australia
Ilustrasi. (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Guna menstabilkan harga daging sapi, Kementrian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menginstruksikan tiga perusahaan BUMN, yakni PT RNI (Persero), Bulog, dan anak usaha PT Pupuk Indonesia yaitu Mega Eltra, bahwa akan membeli lahan perternakan seluas 1 juta hektare (ha) di Australia.

Nantinya, pembelian lahan tersebut akan dilakukan oleh salah satu dari tiga perusahaan tersebut. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengatakan, dirinya tetap akan menyarankan untuk satu perusahaan BUMN yang akan mengambil alih pembelian lahan peternakan di Australia dengan luas 1 juta ha.

"Kalau konsorsium itu prosesnya panjang, sendiri saja, sendiri juga kuat kok," kata Dahlan seusai Rapim di Kantor Pusat Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (27/6/2013).

Dahlan menjelaskan, lahan seluas 1 juta ha tersebut, memilki nilai investasi senilai Rp300 miliar. Dengan begitu, Dahlan menegaskan, kepada ketiga perusahaan BUMN tersebut agar tidak khawatir mengenai dana tersebut.

"Bukan terbentur dana, dana itu bisa dicari," tandas Dahlan.

Diberitakan sebelumnya, Direktur Utama RT RNI (Persero) Ismed Hasan Putro mengakui bahwa pembelian lahan peternakan tersebut lebih baik dilakukan secara konsorsium. Pasalnya, Menteri BUMN Dahlan Iskan sebelumnya mengatakan akan diambil oleh salah satu dari tiga perusahaan tersebut.

"Kali ini saya berselisih ideologi dengan Menteri BUMN (Dahlan Iskan) untuk masalah pembelian lahan peternakan, Pak menteri minta para bumn yang tertarik untuk membuat proposal tapi saya bilang, kita bikin konsorsium saja jangan satu bikin proposal dan lainnya juga bikin," kata Ismed saat acara peluncuran produk daging sapi kemasan Raja Daging di kantor RNI, Kuningan, Jakarta.

Menurut Ismed, pembelian lahan peternakan dengan luas 1 juta ha tersebut, lebih baik dilakukan secara konsorsium, tidak hanya lebih kuat, dengan konsorsium Imsed menilai lebih rasional. 

(Widi Agustian)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement