JAKARTA - Pemerintah mengucurkan dana untuk subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) mencapai sekitar Rp300 triliun. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) meminta agar pendapatan sektor hulu migas tidak hanya dipakai untuk subsidi BBM.
Kepala SKK Migas mengatakan, penerimaan negara dari sektor hulu migas dapat dimanfaatkan untuk yang lebih bermanfaat ketimbang untuk menyubsidi BBM.
"Jadi pendapatan di hulu migas itu bisa dipakai untuk lebih bermanfaat seperti infrastruktur, bangun sekolah dan rumah sakit," kata Rudi saat silahtuhrami bersama media di kantor SKK Migas, Jakarta, Jumat (5/7/2013).
Rudi menambahkan apabila harga BBM tidak dinaikkan oleh pemerintah, maka potensi penerimaan negara dari sektor hulu migas hanya dibuat untuk menutupi pengeluaran di sektor hilir migas seperti subsidi BBM. Sekedar informasi pendapatan hulu migas tahun 2012 sebesar Rp300 triliun.
"Untung sekarang harga BBM masih Rp6.500 per liter. Kita kasihan enggak bisa pakai pendapatan hulu migas lagi untuk eksplorasi sumur apabila tidak dinaikkan maka berpotensi penerimaan negara di hulu digunakan untuk menutupi hilirnya," ucap Rudi.
(Martin Bagya Kertiyasa)