Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Total E&P Keluhkan Lambannya Keputusan Blok Mahakam

Dani Jumadil Akhir , Jurnalis-Kamis, 18 Juli 2013 |14:00 WIB
 Total E&P Keluhkan Lambannya Keputusan Blok Mahakam
Ilustrasi. (Foto: Reuters)
A
A
A

JAKARTA - Total E&P Indonesie mengaku lambannya keputusan perpanjangan dalam proses perundingan dengan Pemerintah Indonesia terkait status Blok Mahakam berpotensi mengganggu proyek-proyek strategis yang tengah dikelola.

Presiden Direktur Total E&P Indonesie Elisabeth Proust mengatakan, lambatnya keputusan tersebut berdampak kepada pengembangan lapangan di Blok Mahakam. Pasalnya, untuk mengembangkan lapangan memerlukan waktu lebih dari tahun 2017.

"Kami menghadapi beberapa proyek yang sudah tidak bisa kita lakukan, karena kita memiliki beberapa proyek, di mana prediksi tiba setelah 2017," ungkap Elisabeth di kantor Total E&P Indonesie, di Gedung WTC II, Jakarta, Kamis (18/7/2013).

"Jadi ini tidak mungkin untuk melakukan itu sekarang. Dan masalah ini tentu saja akan lebih dan lebih sulit untuk menangani. Dan untuk mempertahankannya sehingga kita perlu kejelasan periode setelah 2017," sambungnya.
‬
Sementara itu, Vice President Human Resource, Communications and General Services Total E&P Indonesie Arividya Noviyanto mendesak pemerintah untuk memutuskan nasib perpanjangan kontrak blok tersebut. Apabila, pemerintah memutuskannya saat kontrak berakhir atau tahun 2017 mendatang, produksi gas nasional akan terganggu.

"Kami ingin secepat mungkin ada keputusan karena industri migas ini membutuhkan (waktu) jangka panjang. Sehingga, tadi Ibu Proust juga mengatakan kalau enggak jelas memang ke depannya akan ada proyek-proyek yang terpengaruh dengan keputusan itu. Kalau memang project dibuat berdasarkan keputusan di 2017, produksi enggak jelas," kata Noviyanto.

Noviyanto menambahkan, saat ini produksi Blok Mahakam sedang mengalami penurunan. Namun, Total berencana untuk menstabilkan produksinya. Dia menambahkan apabila keputusan tersebut sangat lambat maka produksi gas akan mengalami penurunan.

"Kalau penurunan produksi Mahakam ini memang saat ini decline juga sudah disebutkan bahwa sekarang memang sedang tahap menstabilkan karena ada South Mahakam. 2015 ya produksi kita agak turun tapi bertahan, tapi setelah itu memang kita akan terus turun," tandasnya.

(Martin Bagya Kertiyasa)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement