Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

"Kisaran Rupiah yang Wajar di Rp9 Ribu/USD"

Dina Mirayanti Hutauruk , Jurnalis-Kamis, 18 Juli 2013 |13:37 WIB
Ilustrasi. (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA- Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) semakin melemah di kisaran Rp10.000 per USD. Pelemahan nilai tukar rupiah cukup berbahaya lantaran Indonesia masih banyak melakukan impor.

Pengamat valuta asing, Farial Anwar mengatakan, pelemahan ini akan memukul masyarakat. Pasalnya, dengan anjloknya nilai tukar rupiah akan menekan impor sehingga harga produk impor dan produk lokal yang menggunakan bahan baku impor akan naik, dan terjadilah imported inflation. Padahal, saat ini masyarakat Indonesia dihadapkan pada bulan Ramdan, dimana kebutuhan atau konsumsi akan semakin meningkat.

"Masyarakat akan terpukul karena demand full atau peningkatan permintaan selama bulan puasa. Permintaan ini memang wajar, setiap tahunnya juga begitu," kata dia pada Okezone di Jakarta, Kamis (18/7/13).

Dia menambahkan, dengan pelemahan tersebut, masyarakat terpaksa merogoh kocek lebih dalam karena harga barang-barang akan naik, padahal pemasukan tidak bertambah.

Padahal, sebelumnya masyarakat telah dihadapkan dengan kenaikan harga barang-barang akibat kenaikan harga bahan Bakar Minyak (BBM) dan kenaikan tarif angkutan umum. "Kenaikan BBM, menaikan biaya industri, biaya transportasi semakin mahal, semakin memukul masyarakat," katanya.

Meski demikian, dia mengungkapkan, melemahnya nilai tukar rupiah ke kisaran Rp10.000 per USD, bukanlah level yang tepat, jika merujuk pada fundamental Indonesia.

"Pandangan saya, (dengan) fundamental Indonesia itu, rupiah (harusnya) masih di kisaran Rp9.000 per USD. Jangan hanya dibandingkan dengan negara lain dari sisi persentase dong, kondisi ini sangat tidak bagus," Katanya.

(Martin Bagya Kertiyasa)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement