Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Menteri ESDM: Subsidi BBM Rp400 T Dinikmati Orang Kaya

Dani Jumadil Akhir , Jurnalis-Selasa, 05 Agustus 2014 |14:18 WIB
Menteri ESDM: Subsidi BBM Rp400 T Dinikmati Orang Kaya
Menteri ESDM: Subsidi BBM Rp400 T Dinikmati Orang Kaya (Foto: Runi Sari/okezone)
A
A
A

JAKARTA – Sudah bukan rahasia lagi bahwa kebijakan subsidi bahan bakar minyak (BBM) salah sasaran atau bisa dikatakan dinikmati oleh golongan menengah ke atas. Hal ini juga yang selalu dikatakan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik.

Ia menjelaskan, setidaknya pemerintah menghabiskan sekira Rp350 hingga Rp400 triliun setiap tahunnya untuk subsidi energi yang di dalamnya ada subsidi BBM dan subsidi listrik.

"Hampir Rp350 triliun anggaran pembangunan ini habis dipakai subsidi energi BBM dan listrik," ucap Jero saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Selasa (5/8/2014).

Kendati demikian, dari dana sebesar Rp350 triliun untuk subsidi energi, Jero menyebut 77 persen subsidi yang digelontorkan negara dinikmati masyarakat menengah ke atas.

"Subsidi energi seperti BBM itu kami teliti sebanyak 77 persen dinikmati masyarakat menengah ke atas dan kaya. Mereka tidak berhak mendapat subsidi. Orang punya mobil itu sudah mulai masuk kelas menengah. Kalau baru sepeda motor itu belum mampu dan hampir mampu wajib disubsidi. Mobil itu kategori mampu walaupun cicilan juga," tegas Jero.

Padahal, menurut Jero, dalam amanat undang-undang yang ada, subsidi harus diberikan kepada golongan yang tidak mampu. Dengan keadaan tersebut, anggaran subsidi yang begitu besar pun mengganggu pembangunan infrastruktur yang dibutuhkan Indonesia.

"Itu hampir Rp350 miliar–Rp400 triliun anggaran seharusnya untuk pembangunan habis untuk subsidi BBM maupun listrik. Semua sepakat bahwa itu kalau dibiarkan semua sebagian besar anggaran itu jadi subsidi tidak bisa dipakai membangun infrastruktur, kesehatan pendidikan. Semua sepakat subsidi harus dikurangi," paparnya.

Oleh karena itu, pemerintah mengambil langkah untuk pengendalian BBM subsidi ini. Seperti, menerapkan beberapa kebijakan yang di antaranya tidak menjual solar subsidi di Jakarta Pusat. Selain itu, pemerintah juga tidak menjual BBM bersubsidi seperti premium di jalan tol.

"Kami mendapat tugas bagaimana caranya menurunkan subsidi tekad kita semua. Masyarakat punya mobil dua dan tiga, rumah sudah pakai AC, listrik sudah 3.500 watt kelompok tidak boleh mendapat subsidi. Tapi, sekarang mereka masih dapat subsidi," jelasnya.

(Rizkie Fauzian)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement