JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo meyakini pertumbuhan ekonomi tahun ini bisa melebihi pencapaian 2016 yakni 5,02%. Namun, pemerintah harus tetap menyiapkan strategi untuk mengantisipasi risiko global yang akan muncul.
Agus mengatakan salah satu strategi yang dimaksud adalah memperkuat kebijakan makroprudensial. Strategi pertama, memperkuat dan memperluas pengawasan mekroprundensial untuk mengidentifikasi sumber tekanan secara dini.
"Strategi kedua, melakukan identifikasi dan pemantauan risiko sistemik dengan menggunakan balance of system risk," ungkapnya di Gedung BI, Jakarta Pusat, Rabu (24/5/2017).
Agus merincikan, strategi ketiga yakni memperkuat manajemen krisis dengan indikator sistem keuangan dan hasil pengawasan sistem keuangan. Serta strategi keempat, mendukung upaya pendalaman pasar keuangan untuk memperkuat sistem keuangan terhadap guncangan.
"Strategi terakhir kita, strategi kelima dengan memperluas komunikasi dan koordinasi dengan KSSK dan konsultasi terus dengan DPR untuk bauran kebijakan," ujarnya.
Ia pun meyakini dengan kelima strategi tersebut, risiko global akan dapat dicegah lebih cepat. "Saat ini IHSG kita masih meningkat, arus modal asing SUN, obligasi korporasi, pasar reksadana, juga positif. Sektor rumah tangga kinerjanya stabil dengan risiko terjaga dengan membaiknya perekonomian," tukasnya.
(kmj)
(Rani Hardjanti)