Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

MEWAH! Arab Saudi Habiskan Rp53,33 Triliun untuk Bangun Resor Megah

Koran SINDO , Jurnalis-Kamis, 03 Agustus 2017 |13:03 WIB
MEWAH! Arab Saudi Habiskan Rp53,33 Triliun untuk Bangun Resor Megah
Foto: Koran SINDO
A
A
A

RIYADH – Arab Saudi meluncurkan proyek prestisius untuk menggenjot pariwisatanya. Sebuah resor mewah dan sangat luas akan dibangun di Laut Merah, tepatnya di sepanjang garis pantai Saudi sepanjang 200 kilometer (km) membentang dari Umm Lajj hingga Al-Wajh.

Resor megah itu akan menggabungkan 50 pulau di sekitar Laut Merah. Wisata Laut Merah seluas 34.000 km persegi itu diklaim akan lebih luas dibandingkan wilayah Belgia. Proyek prestisius itu bertujuan menarik wisatawan asing dan domestik sebagai upaya untuk diversifikasi ekonomi Saudi di saat harga minyak turun drastis.

Untuk mendukung program wisata itu, pemberian visa bagi warga asing akan diperlonggar atau dibebaskan di zona wisata resor Laut Merah tersebut. Proses pembangunan resor baru itu akan dimulai pada kuartal ketiga 2019. Fase pertama meliputi pembangunan bandara baru dan hotel mewah. Proyek itu diperkirakan selesai pada 2022.

Dana yang akan digelontorkan untuk mendanai proyek tersebut mencapai USD4 miliar (Rp53,33 triliun) yang bisa meningkatkan ekonomi Saudi dan menciptakan 35.000 lapangan pekerjaan baru. Selain itu, proyek tersebut juga akan berkontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) Saudi senilai USD5 miliar (Rp66,66 triliun).
“Dana Investasi Publik (PIF) akan menyediakan dana untuk mengembangkan resor wisata di Laut Merah,” demikian pernyataan PIF, dilansir Arab News. PIF menyebut kawasan wisata tersebut akan menjadi wilayah semiotonom. Kawasan resor tersebut nantinya akan diatur dengan hukum yang sesuai dengan standar nasional.

Dilaporkan kantor berita Saudi, SPA, investasi awal memang akan disediakan oleh PIF untuk menarik investor internasional. “Proyek itu akan memikat sejumlah hotel berbintang internasional untuk berinvestasi di sana dan menjadi pariwisata generasi baru yang akan membuka garis pantai Laut Merah Saudi ke wisatawan dari seluruh dunia,” papar PIF, yang didirikan Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

Pariwisata menjadi elemen penting bagi visi sosial dan ekonomi. Proyek pariwisata itu merupakan bagian Visi 2030 yang dikumandangkan Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman, yang kini berada pada garis pertama pewaris takhta Saudi. Riyadh harus berpikir keras untuk memperoleh pendapatan dan menyediakan pekerjaan bagi rakyat Saudi setelah kejatuhan harga minyak dunia.

Atraksi wisata yang ditawarkan adalah terumbu karang yang dilindungi, gunung berapi yang tidak aktif, dan alam liar Arab yang dihuni macan tutul dan elang liar. Wisatawan juga bisa berkunjung ke reruntuhan kuno Madain Saleh yang diklasifikasikan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO. Mereka juga melakukan wisata petualang dan memanjat bukit.

“Dengan temperatur 30 derajat Celsius, destinasi wisata mewah itu dilengkapi dengan kepulauan, alam, dan budaya. Itu nanti akan menjadi standar baru dalam posisi Saudi dalam peta pariwisata global,” demikian tertulis dalam brosur Proyek Laut Merah yang dilansir The Australian.

Bahkan, bukan hanya diperlonggar, wisatawan asing yang akan berkunjung ke resor wisata tersebut juga dikabarkan bisa berkunjung tanpa visa atau mengajukan visa secara online. Sebenarnya Saudi telah mendapatkan devisa banyak dari kunjungan jamaah haji dan umrah. Dengan adanya kawasan resor wisata, pilihan jamaah haji dan umrah akan menambah liburan semakin bervariasi.

Baca Juga:

Namun dikarenakan Saudi dikenal memiliki aturan yang ketat, baik secara keagamaan dan sosial, Riyadh mengalami kesulitan untuk menarik kunjungan wisatawan asing nonhaji dan umrah. Yang menjadi kekhawatiran adalah citra Saudi sebagai negara Islam konservatif dengan berbagai larangan.

Belum jelas informasi mengenai bagaimana pakaian yang boleh digunakan atau apakah pembatasan serta pelarangan akan dilonggarkan atau tidak. Pasalnya, alkohol, bioskop, dan teater dilarang di Arab Saudi. Perempuan juga harus mengenakan pakaian panjang serta kerudung jika mereka Muslim.

Perempuan juga dilarang untuk mengendarai mobil dan harus mendapatkan izin dari suami atau orang tua jika bepergian. Meski demikian, Saudi dikabarkan akan melonggarkan berbagai aturan khusus di zona wisata resor Laut Merah tersebut. Mereka akan membuka pintu bagi berbagai tempat hiburan karena lokasi tersebut akan menjadi kota hiburan baru pertama di Saudi.

Berbagai wahana wisata theme park juga akan dibangun di sana. “Jika Saudi tidak mengubah larangan alkohol dan berpakaian, wisatawan akan enggan ke sana,” ujar Direktur Teneo Intelligence berbasis di London, Crispin Hawes, dilansir The Washington Post. Kemudian dalam pandangan Saeed Al-Wahhabi, pakar politik Saudi berbasis di Abu Dhabi, mengungkapkan bahwa proyek resor itu akan menjadi ujian untuk melihat reaksi publik.

“Kita akan menunggu perubahan sosial dalam dua tahun mendatang sebelum kita memulai proyek tersebut. Biarkan orang berbicara mengenai hal itu dan mendiskusikannya,” ujarnya. Al-Wahhabi menegaskan resor wisata Laut Merah yang dibangun Saudi merupakan ide yang unik dari Pangeran Mohammed bin Salman.

“Dia (Pangeran Mohammed) menawarkan keaslian wilayah Saudi,” ucapnya. Selain itu, sentuhan modernitas juga ditampilkan di lokasi tersebut. “Padahal, wilayah tersebut jauh dari kota mana pun di Saudi,” katanya. Perusahaan biro perjalanan wisata menyambut upaya Saudi dalam membangun resor mewah di Laut Merah.

Mereka juga menyambut kabar hangat mengenai langkah pembebasan visa bagi wisatawan yang berlibur di kawasan resor Laut Merah. Wild Frontiers, biro perjalanan wisata berbasis di Inggris, berharap ketertutupan Saudi di bidang pariwisata segera berakhir. Wild Frontiers kerap menjual paket wisata di Saudi.

“Itu dipastikan akan ada banyak permintaan,” ujar manager marketing Wild Frontiers, Michael Pullman. Kabar pembebasan visa juga menjadi informasi fantastis karena banyak wisatawan yang ingin menjelajahi Saudi. “Kita memperkirakan permintaan kunjungan ke Laut Merah akan meningkat,” ungkap Pullman.

Baca Juga:


Wild Frontiers merupakan salah satu biro pariwisata yang menunggu pembukaan resor mewah Laut Merah. Saat ini daftar tur wisata selama delapan hari, dihargai USD6.468 (Rp86 juta). “Itu menjadi kesempatan yang tidak bisa diharapkan terjadi setiap saat,” ujarnya.

Berlomba Bangun Proyek Prestisius


Bukan hanya Saudi yang mengembangkan bisnis pariwisata. Qatar juga membangun resor mewah pertama di wilayah Al Shaml. Proyek itu dibangun Msheireb Properties di bawah Qatar Foundation yang berjarak 120 km dari Doha. Proyek itu bernama Zulal Wellness Resort, yang akan menghadirkan persatuan antara tradisional Arab dan prinsip-prinsip kesehatan Islam di lokasi seluas 28 hektare (ha).

Konsep luxeclusive menghadirkan standar kemewahan untuk menarik wisatawan. Itu juga akan menjadi destinasi spa terbesar di Qatar. Hal menariknya, konsep kesehatan berdasarkan filosofi Ibnu Sina akan diterapkan di sana dengan mengutamakan pengobatan herbal. Itu diharapkan bisa memberikan nilai dan pengalaman.

“Nantinya, Zulal Wellness Resort akan menjadi spa dan pusat perawatan kesehatan terbesar di Qatar,” ujar CEO Msheireb Properties Abdulla Hassan Al Mehshadi, dilansir The Peninsula Qatar. “Zulal Wellness Resort akan dikunjungi wisatawan internasional, di mana mereka akan menikmati pengalaman pengobatan yang memberikan rasa sebenarnya tentang Timur Tengah,” katanya.

Dia berharap proyek itu akan memperkuat Qatar di sektor pariwisata. Kemudian negara di Timur Tengah yang telah terlebih dahulu mengembangkan bisnis pariwisata adalah Uni Emirat Arab (UEA). Meskipun sudah berkembang, mereka terus melakukan ekspansi.

UEA membangun Madinat Jumeirah Resort, yang merupakan proyek pembangunan resor mewah dan dikembangkan Jumeirah International. Kemudian, UEA juga membangun Motiongate Dubai berupa destinasi theme park terintegrasi dengan nilai investasi mencapai USD1 miliar. Motiongate terinspirasi theme park bernuansa Hollywood.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement