"Defisit Anggaran Bukan untuk Tambal Subsidi BBM"

Gina Nur Maftuhah, Jurnalis
Rabu 29 Februari 2012 18:11 WIB
Ilustrasi. (Foto: Corbis)
Share :

JAKARTA - Pemerintah diperbolehkan memperbesar defisit anggaran dalam RAPBN-P 2012 mendatang mencapai Rp2,2 triliun. Namun, angka defisit ini bukan untuk menambal tingginya harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price).

"Ini salah sekali, berarti pemerintah tidak melakukan apa-apa untuk menambal aktiva produktif. Harusnya defisit itu untuk membangun infrastruktur seperti transportasi baru orang bisa melihat APBN bagus. Saya bahkan termasuk yang menyarankan defisit mendekati Rp3 triliun tetapi bukan untuk menambah subsidi," tukas Pengamat Ekonomi Aviliani, di Hotel Kempinski, Jakarta, Rabu (29/2/2012).

Menurut Aviliani, penambahan target defisit belanja negara dibesarkan tak akan berdampak terlalu buruk bagi perekonomian, tetapi jika target defisit dibesarkan dari Rp1,7 triliun menjadi Rp2,2 triliun hanya untuk menambal tingginya harga ICP, justru menunjukkan tak stabilnya APBN negara. Hal ini, dikhawatirkan berpengaruh terhadap investment grade yang baru akhir tahun lalu disandang Indonesia.

"Kalau ditambah untuk subsidi BBM, APBN tidak sehat. Kalau tidak sehat, ada kekhawatiran pada investment grade. Jadi orang lihat APBN kita, rasio GDP ke defisit, 2,5 persen, tapi penggunaannya enggak benar," lanjut dia.

Sebelumnya, dalam rapat dengar pendapat yang digelar antara Kementerian ESDM dan Komisi VII DPR-RI, Menteri ESDM Jero Wacik menjelaskan bahwa Januari 2012 lalu, harga ICP Indonesia mencapai USD115,9 per barel dan naik menjadi USD121,75 per barel.

Padahal, dalam APBN 2012, pemerintah hanya berasumsi harga ICP Indonesia di USD90 per barel sehingga kantong negara bisa jebol bila harga BBM subsidi tidak disesuaikan.

(Widi Agustian)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya