JAKARTA - Saham PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) di tiga sekuritas yang menjadi penjamin pelaksana emisi (underwriter) pada saat penawaran umum saham perdana initial public offering/IPO) Garuda terancam dilepas ke investor asing.
Pasalnya, investor lokal kurang berminat membeli saham Garuda yang diserap ketiga sekuritas pelat merah lantaran tidak laku di pasar.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menyatakan keprihatinanya karena selama ini, saham Garuda di tiga sekuritas BUMN tidak diminati investor lokal.
"Ada yang tertarik tapi dari asing. Harapan saya, yang beli dari dalam negeri," kata dia di Jakarta, Selasa (6/3/2012).
Adapun ketiga sekuritas yang menyerap sisa saham Garuda adalah PT Mandiri Sekuritas, Danareksa Sekuritas, dan Bahana Securities. Sementara, investor asing yang berminat membeli sisa saham Garuda berasal dari investor maskapai penerbangan di Hongkong maupun Singapura. "Namun, investor tersebut masuk tidak langsung dari perusahaan penerbangan," imbuh Dahlan.
Masih ditahannya saham Garuda oleh tiga sekuritas tersebut membebani kinerja perusahaan. Karena itu, Dahlan berupaya membantu agar sisa saham IPO Garuda tersebut bisa diserap oleh investor lokal.
Pada saat penutupan hari pertama gelaran IPO, harga saham GIAA langsung menurun menjadi Rp620 per saham. Sementara pada penutupan perdagangan kemarin di lantai Bursa Efek Indonesia (BEI), saham GIAA ditutup terkoreksi 10 poin (1,7 persen) menjadi ke harga Rp570 per lembar saham.
Adapun, ketiga sekuritas tersebut terpaksa menyerap sisa saham Garuda yang tidak laku di pasaran sebanyak 3.008.406.725 lembar dengan nilai Rp2,256 triliun.