Kenaikan BBM Diklaim Tak Pengaruhi Daya Beli

R Ghita Intan Permatasari, Jurnalis
Rabu 07 Maret 2012 12:22 WIB
Ilustrasi. Foto: Heru Haryono/okezone
Share :

JAKARTA - Kementerian Perdagangan (kemendag) meyakini bahwa kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) tidak terlalu berpengaruh terhadap daya beli masyarakat.

Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi menjelaskan, kenaikan BBM tersebut tentu akan mempengaruhi dari sisi biaya produksi, namun tidak terlalu signifikan.

"Saya kira gini, kita berkali-kali katakan kalau hanya dilihat dari sudut BBM-nya saja. Pertama, kalau BBM dilihat dari sisi produksi dalam struktur biaya produksi memang mempengaruhi, tapi tidak 100 persen. Cost contribution terhadap harga pokok barang itu beragam, antara 5-15 persen paling besar," ungkapnya kala ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (7/3/2012).

Lanjutnya, hal tersebut tersebut termasuk biaya distribusi, dalam konteks ongkos transportasinya dan bukan membayar perusahaannya, serta biaya untuk transportasi barang.

"Kemudian biaya energi dalam proses produksi itu kira-kira antara 5-15 persen. Jadi kalau misalnya kita hitung kenaikannya kurang lebih Rp1.500 dari Rp4.500 itu kan 30 persen, jadi hampir 33 persen. Jadi kalau dilihat dari biaya produksi, kelihatannya tidak terlalu besar kenaikannya," paparnya.

Di sisi lain, jika dilihat dari kompensasi yang diberikan oleh pemerintah terkait kenaikan BBM ini seperti Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) dan juga kenaikan gaji PNS, Bayu meyakini ini tidak akan mempengaruhi daya beli masyarakat.

"BLSM atau berbagai macam program yang diberikan pemerintah termasuk raskin yang ditambah, itu sama saja dengan injeksi terhadap daya beli. Plus kenaikan gaji PNS/TNI itu semua meningkatkan daya beli. Kita menghitung, akhirnya all in all kenaikan harga akibat inflasi dibandingkan dengan injeksi tadi daya beli masyarakat tidak berkurang. Relatif tidak berkurang," pungkasnya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya