JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi masih belum bisa bergerak menguat lantaran masih tertekan dolar AS.
"Untuk hari ini, karena dolar AS masih menguat, rupiah bakal sulit menguat. Diprediksi kisaran rupiah berada di level Rp9.160 per USD, bhakn bisa Rp9.200 per USD," ungkap analis valuta asing, Rully Nova saat dihubungi okezone di Jakarta, Selasa (13/3/2012).
Menurutnya, suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang ditetapkan pada angka 5,7 persen belum mampu membawa rupiah menguat pada perdagangan hari ini. Hal itu dikarenakan, ekspektasi pelaku pasar terutama untuk inflasi masih akan tinggi, imbas dari rencana kenaikan harga BBM oleh pemerintah.
Dia menambahkan, saat ini rupiah masih terus mengikuti pergerakan dari mata uang negara-negara emerging market. Jika mayoritas mata uang negara emerging market melemah, mata uang rupiah juga akan melemah. Euro terpantau melemah, diiringi dengan terus menguatnya mata uang dolar AS. "Data pertumbuhan AS positif, dolar AS juga positif," katanya.
Selain itu faktor melemahnya rupiah juga tidak terlepas dari rilis data di Eropa yang menunjukkan adanya pelemahan. Selain itu diketahui negeri tirai bambu, China juga merevisi pertumbuhan ekonominya. "Apalagi diiringi dengan belum banyaknya sentimen positif yang berkembang," tandasnya.
Rupiah pada penutupan perdagangan kemarin nampak tidak mampu mempertahankan rally dalam tiga hari kemarin. Pada awal pekan ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali melemah.
Menurut kurs tengah BI rupiah diperdagangkan di kisaran Rp9.160 per USD dengan rata-rata perdagangan harian Rp9.114-Rp9.206 per USD. Sementara mengutip yahoofinance, rupiah berada pada kisaran Rp9.135 per USD, dengan rata-rata perdagangan harian Rp9.135-Rp9.171 per USD.
(Martin Bagya Kertiyasa)