JAKARTA - Kenaikan uang muka (down payment/DP) kendaraan akan memengaruhi daya beli masyarakat. Terutama, untuk kendaraan roda dua, sepeda motor.
Hal ini dikatakan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Suryo Bambang Sulisto usai acara seminar Kadin bertajuk Standar Nasional Indonesia Sebagai Tools Peningkatan Daya Saing Produk Industri Manufaktur Nasional di Pasar Global di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (20/3/2012).
"Ya itu (kenaikan DP) kan tentu akan membuat tidak mudah untuk memiliki sepeda motor. Tapi yang lebih penting bagaimana bisa agar kita memberikan kebutuhan sesuatu yang dibutuhkan mereka, artinya kita galakkan transportasi massal kita," katanya.
Sehingga, lanjutnya, bagi masyarakat yang tidak jadi membeli kendaraan karena DP naik, maka bisa menggunakan transportasi umum.
"Kita kembangkan itu, kita berikan lebih perhatian transportasi massal itu yang mungkin bisa memenuhi kebutuhan mereka, yang tidak bisa mengambil motor," ujarnya.
Selain itu, kata dia, pemerintah juga harus mengatasi kemacetan yang saat ini makin bertambah buruk. "Seperti kita tahu, kemacetan di Jakarta ini juga semakin parah kan. Betul-betul hampir gridock. Kalau begitu kan kita tidak bisa bergerak. Jadi kemacetan sudah sangat serius," jelasnya.
Sementara untuk para pengendara motor, kata dia, harus didukung oleh penciptaan lapangan pekerjaan. "Jadi intinya orang-orang kan cari nafkah dengan sepeda motor ya, kita menciptakan lapangan kerja, makanya iklim usaha ini kita perbaiki. Menciptakan lapangan kerja yang ramah, jangan ada usaha belum sudah diganggu, dipalak pula," tandasnya.
Menteri Perindustrian MS Hidayat menambahkan, kenaikan DP akan berdampak terhadap proses awal transaksi. Setelah itu, lanjutnya, akan berjalan normal kembali. "Peraturan akan membuat sehat hubungan antara kreditur perbankan dan nasabah. Regulasi harus diperkuat. Beli kendaraan itu merupakan kebutuhan," kata Hidayat.
(Widi Agustian)