JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar berpotensi menginjak level di bawah Rp9.200 per USD karena Bank Indonesia (BI) akan terus menjaga rupiah.
"BI akan terus intervensi agar tidak melewati Rp9.200 per USD. Kisarannya hari ini berada di level Rp9.160-9.200 per USD," ungkap Treasury Analyst Telkom Sigma Rahadyo Anggoro saat dihubungi okezone di Jakarta, Kamis (22/3/2012).
Hal tersebut memang tidak terlepas dari rencana pmerintah dalam menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) apalagi sampai terjadi unjuk rasa penolakan kenaikan BBM tersebut. "Walaupun BI optimis tidak pengaruh, untuk di level masyarakat itu menjadi semacam ancaman karena akan mempengaruhi kenaikan harga," katanya.
"Investor masih akan lihat reaksi pasar hingga 1 April mendatang terhadap rencana kenaikan tersebut," imbuhnya.
Selain karena faktor tersebut, pertumbuhan ekonomi China juga menjadi salah satu penyebab melemahnya rupiah terhadap dolar. Pertumbuhan China yang awalnya diprediksi delapan persen, direvisi menjadi 7,5 persen. Imbasnya investor khawatir dan mempercayakan dolar sebagai investasi.
Sebagaimana diketahui, menurut kurs tengah BI rupiah diperdagangkan pada kisaran Rp9.180 per USD, rupiah bergerak dikisaran Rp9.134-Rp9.226 per USD. Sementara mengutip Bloomberg, rupiah bercokol di kisaran Rp9.158 per USD, dengan rata-rata perdagangan harian Rp9.145-Rp9.223 per USD.
(Widi Agustian)