JAKARTA - Cadangan risiko energi sebesar Rp23 triliun yang telah diketok dalam APBN-P 2012, akan diprioritaskan untuk menyubsidi listrik.
Menteri Keuangan Agus DW Martowardojo menjelaskan, jika efisiensi telah tercapai di dalam PLN maka dana cadangan risiko energi tersebut akan dialokasikan untuk Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.
Agus menjelaskan, tingginya subsidi listrik karena terdapat dua proyek sumber utama di PLN yang belum selesai yaitu, pertama proyek percepatan pembangkit listrik 10 ribu megawatt (mw) mengalami keterlambatan penyelesaiannya.
"Program 10 ribu mw itu kan belum selesai sehingga mereka masih menggunakan BBM," ungkapnya kala ditemui dikantornya, Jakarta, Kamis (5/4/2012).
Adapun masalah kedua dalam PLN adalah penggunaan BBM dalam energy mix PLN masih tinggi, di mana seharusnya PLN harus meningkatkan penggunaan batu bara dan gas agar lebih efisien.
Berdasarkan laporan Menteri ESDM, pada 2012 ini PLN akan mendapatkan gas untuk tiga pembangkit listrik yang selama ini masih menggunakan BBM.
"Kalau sudah mendapatkan gas di tiga lokasi tersebut, itu satu pembangkit saja itu bisa memberikan efisiensi sampai Rp6 triliun per tahun. Jadi kalau misalnya ada tiga pembangkit listrik dikali Rp6 triliun itu sudah Rp18 triliun," paparnya.
Selain itu, salah satu proyek untuk meningkatkan pasokan gas untuk PLN adalah proyek Floating Storage Receiving Unit (FSRU) teluk Jakarta yang rencananya Juli sudah mulai berjalan.
(Martin Bagya Kertiyasa)