RI Raih 8 Kontrak CBM Senilai USD39,4 Juta

Gina Nur Maftuhah, Jurnalis
Rabu 18 April 2012 13:13 WIB
Ilustrasi. (Foto: Corbis)
Share :

JAKARTA - Pemerintah kembali menandatangani delapan kontrak batubara metana (Coal Bed Methane/CBM) dengan investasi sekira USD39,4 juta. Dari delapan tersebut, empat berasal dari Kontraktor Kontrak kerja Sama (KKKS) penawaran 2011, sisanya dari penawaran migas dan batubara yang sudah eksisting.

Dirjen Migas ESDM Evita Legowo dalam penandatanganan ini menjelaskan, beberapa blok yang ditandatangani hari ini adalah blok Makanai I, II, Kuala Kapuas II, Sanga-sanga II, dan Air Benakat I,II dan III.

"Hari ini kita tandatangani delapan kontrak lagi, mudah-mudahan bisa nambah lagi dalam waktu dekat," ujar Evita ditemui di acara Indo CBM 2012 di JCC, Senayan, Jakarta, Rabu (18/4/2012)

Evita mengatakan, kontrak penandatanganan CBM ini adalah kontrak penggarapan gas yang berbeda dengan penggarapan gas biasa. Pasalnya, dalam kontrak penggarapan CBM, sudah bisa ditemukan dan dihasilkan gas meskipun tahap ekplorasinya belum selesai.

"CBM beda, meskipun dia masih eksplorasi, masih dewatering. Kan waktu itu kita pertama 2008, ini baru 2012, tetapi 2011 kita bisa produksi walaupun kecil. Tapi lumayanlah, bisa menghasilkan 0,03 mmscfd saja kan sudah  bisa menghasilkan 100 mw," lanjut dia.

Meski baru menghasilkan gas yang kecil, Evita menyambut baik hasil dari eksplorasi  CBM ini, bahkan, gas yang dihasilkan dari CBM ini ada yang sudah dibeli PLN untuk menghasilkan listrik. Gas CBM ini didapat dari lapangan Vico. "Roadmap CBM dari pemerintah sendiri di 2015 target kita minim 500mmscfd," tambah Evita.

Adapun harga gas yang disepakati dari pengembangan CBM ini, ditambahkan Evita sebesar USD7,5 per mmbtu. "USD7,5 per mmbtu jadi cukup baik, lebih tinggi karena memang kondisinya karena lebih kecil, jadi memang lebih mahal dari gas biasa (konvensional)," tandas dia.

(Martin Bagya Kertiyasa)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya