Ekspor Balikpapan Capai USD64 Miliar

Amir Sarifudin , Jurnalis
Kamis 28 Juni 2012 19:29 WIB
Ilustrasi. (Foto: Okezone)
Share :

BALIKPAPAN - Krisis Eropa dan Amerika Serikat (AS) yang belum surut membuat  Indonesia  mengalihkan pasar ekspor ke kawasan Afrika, Timur Tengah, Asia Tengah dan Selatan, termasuk Amerika Latin. Negara-negara tersebut dinilai merupakan pasar yang cukup menjanjikan ditengah kondisi ekonomi dunia yang mengalami penurunan.

Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Ditjen PEN) Kemendag Gusmardi Bustami mengatakan langkah diversifikasi tujuan ekspor ke kawasan non tradisional ekspor dilakukan untuk mencapai  penyeimbangan ekspor negara seperti pada 2011.

"Minimal kita bisa melakukan penyeimbangan  pertumbuhan ekspor seperti 2011 yang mencapai 26 persen atau USD203 miliar. Sekarang kita juga mencoba mempertahankannya sebesar USD203 miliar juga. Kalau bicara target tentu sulit kalau sekarang. Karena semua negara dalam keadaan sulit. Jadi kita coba bertahan, dengan mendisverifikasikan," jelasnya kala ditemui di disela-sela acara Rakor Kepala Dinas perdagangan dan perindustrian 33 provinsi di Balikpapan, Kamis (28/6/2012).

Pasar ekspor tradisional (langganan) Indonesia kerap ditujukan ke China, Jepang, Amerika, India, Korea, Uni Eropa, Singapura dan Malaysia yang merupakan 10 negara besar yang selama ini menjadi tujuan ekspor Indonesia.

Menurutnya, pasar non tradisional merupakan kawasan yang belum banyak dimasuki oleh produk Indonesia namun sangat menjanjikan.

Jika hal tersebut bisa secara continue dan terus menerus, dilakukan, tentu akan bisa menyeimbangkan pertumbuhan ekspor Indonesia ke depan. Sektor-sektor yang bisa diandalkan yakni industri, seperti pakaian jadi, sepatu, elektronik, perlengkapan rumah tangga. Meski ditengah, kondisi ekonomi dunia yang sulit.

"Persaingan menuju negara-negara tersebut tidaklah mudah. Karena negara-negara besar seperti China dan India pun melirik pasar itu. Jadi ini kompetisinya akan semakin keras. Mereka juga akan melihat mana yang bagus, apa keunikannya," tandasnya.

"Kalau furniture kita tentu lebih unik dari negara lain. Karena yang lain tidak punya seperti kayu-kayu yang kita miliki. Rotan, bambu, pasti kita lebih unggul,  batik kita lebih unggul, Malaysia tidak bisa menyaingi kita," sambungnya.

Penurunan ekonomi dunia terutama Eropa dan Amerika, kata Gusmardi, dapat dilihat pada empat bulan pertama 2012 ini, eskpor Indonesia mengalami perlambatan yakni baru 4,1 persen atau USD64 miliar.

"Ekspor kita hanya mengalami pertumbahan 4,1 persen, pada empat bulan pertama 2012 ini. Kita bandingkan empat bulan pertama 2011, ekspor kita tumbuh hingga 30 persen,” ungkapnya sambil menyebut ekspor Indonesia telah mencapai 194 negara.

Kondisi tersebut, bukan hanya di Indonesia saja. Karena negara lain mengalami hal yang sama. Jepang tahun lalu tumbuh sekira sembilan persen, sekarang hanya sekira tiga persen. China tahun lalu tumbuh 31 persen, sekarang hanya enam persen. Begitu juga  Korsel tahun lalu tumbuh 27 persen, sekarang hanya 0,7 persen. Brasil tahun lalu 31 persen, sekarang hanya 4,5 persen.

"Jadi kita tidak sendiri semua negara terkena imbasnya, dari penurunan ekonomi dunia," tandasnya.

(Widi Agustian)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya