MEDAN - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumatera Utara, mencatat peningkatan yang sangat signifikan pada realisasi ekspor komoditas paha kodok. Ekspor komoditas ini hingga akhir periode Mei 2012 meningkat 49,01 persen dibandingkan realisasi periode yang sama tahun lalu.
Hal ini disampaikan Kepala Disperindag Sumut Darwinsyah melalui Kepala Seksi Ekspor Hasil Pertanian dan Pertambangan Disperindagsu, Fitra Kurnia pada Okezone, Selasa (3/7/2012).
"Berdasarkan Surat Keterangan Asal yang diterbitkan Disperindag Sumut, Komoditas paha kodok ini memang volumenya relatif kecil dibandingkan komoditas lain. Produksinya pun cenderung fluktuatif. Tapi selalu ada. Hingga mei ini, volumenya sudah 160.324 kilogram (kg), meningkat 49,01 persen dibanding tahun lalu yang hanya 106.992 kg," jelasnya.
Fitra mengaku, komoditas ini cukup laris di pasar Eropa dan Asia Timur. Bahkan permintaannya terus meningkat. Namun karena jenis kodok yang pahanya diambil tidak dikembangbiakkan, jadi jumlahnya terbatas.
"Orang Eropa dan Asia cukup berminat dengan ini. Dijadikan bahan campuran makanan. Di antaranya Belgia, Belanda, China, Singapura, Malaysia, dan Bangladesh. Tapi kan kodoknya ditangkap lalu dibesarkan, dan bukan dikembangbiakkan. Jadi sangat terbatas," ujarnya.
Hingga Mei 2012 lalu, komoditas paha kodok ini telah memberikan devisa sebesar USD861.214. Dari sisi harga memang sedikit menurun, karena jika dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu, dengan volume 106.992 kg, berhasil mengukuhkan devisa sebanyak USD577.993.