SIAPA bilang memperkenalkan dan mempertahankan makanan khas negeri lain di ranah Indonesia itu sulit. Ka Nung Bakery, mematahkan anggapan tersebut.
Berdiri sejak 1974 dengan menyajikan roti maryam dan roti cane khas Timur Tengah, usaha tersebut berawal dari pemasaran mulut ke mulut. Kini produknya telah dipasarkan ke wilayah Jabodetabek.
Usaha milik Askar Cholid tersebut saat Ramadan dan Idul Fitri telah mengantongi omzet mencapai Rp55 juta per bulan. Omzet tersebut, diakuinya, meningkat sebesar 50 persen dibandingkan hari biasa.
Terapkan SOP
Mempertahankan usaha yang sudah ada selama bertahun-tahun tentulah tidak mudah, belum lagi banyaknya saingan berupa usaha sejenis. Dalam mempertahankan usahanya, Askar pun memiliki beberapa strategi.
"Saya menerapkan Standard Operational Procedure (SOP) pada setiap bagian, mulai dari bagian produksi yang menyangkut bahan baku, bahkan setengah jadi. Barang jadi dan nagian kemasan hingga pelayanan di gerai dan pengiriman," ungkapnya kepada Okezone.
Pada awal berdirinya, usaha ini dapat memproduksi sebanyak 10 hingga 50 pcs roti per hari. Bahkan kini dirinya sudah mampu menghasilkan 600 pcs setiap harinya. Penjualan produk ini sebagian besar tersebar di Jabodetabek, namun 80 persen berada di wilayah Jakarta.
Seorang pembeli Irda mengatakan, dirinya telah lebih dari tiga tahun berlangganan membeli roti Ka Nung.
"Saya sudah lebih dari tiga tahun langganan makan roti ini, yang paling gampang biasanya saya beli di stasiun kereta api, jadi saya jadikan bekal perjalanan saya," katanya.
(Martin Bagya Kertiyasa)