Rupiah Diperkirakan Terdepresiasi Mata Uang di Asia

Rizkie Fauzian, Jurnalis
Kamis 30 Agustus 2012 08:03 WIB
Ilustrasi. (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap mata uang dolar Amerika Serikat (AS) selama lima hari terakhir, berdasarkan kurs BI, cenderung melemah dan menembus level Rp9.550 per USD. Hal ini lantaran para investor masih memilih dolar AS sebagai aset safe haven.

Analis Indosurya Asset Management, Reza Priyambada, pergerakan tersebut dipicu seiring situasi pasar global yang sedang menantikan pertemuan para pejabat tinggi bank sentral, bankir, para analis, dan ekonom di Jackson Hole Symposium, AS, pada Jumat 31 Agustus nanti.

"Seperti biasa, jelang suatu pertemuan akan banyak sekali spekulasi yang beredar di pasar. Pelaku pasar masih memposisikan diri wait and see untuk mengantisipasi pertemuan tersebut,"jelasnya di Jakarta, Kamis (29/8/2012).

Di sisi lain, pasar optimistis ECB akan berpartisipasi dalam pertemuan tersebut meskipun dikabarkan Presiden ECB, Mario Draghi, berhalangan hadir. Pelaku pasar menilai ECB akan terus berusaha untuk mengurangi biaya pinjaman Spanyol dan Italia, dengan memperpendek spread yield obligasi kedua negara itu dengan yield obligasi Jerman.

Dari info lainnya, dolar pada dasarnya tengah berada dalam tekanan negatif, setelah Fitch Rating memperingatkan pemerintah AS akan ancaman risiko downgrade peringkat utang karena otoritas AS dinilai belum mampu memulihkan keadaan ekonomi AS.

"Namun demikian, pergerakan rupiah masih terdepresiasi karena terimbas pergerakan mata uang Asia yang melemah,"tukasnya.

(Martin Bagya Kertiyasa)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya