JAKARTA - Pada Oktober diprediksi tidak akan terjadi deflasi, meskipun inflasi yang terjadi pada September hanya 0,01 persen. Inflasi diprediksi berada di kisaran 0,1-0,2 persen.
"Itu bukan bulannya deflasi sekarang. Deflasi itu Februari, Maret, April-lah periodenya," kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Bambang PS Brodjonegoro, di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (31/10/2012).
Bambang memprediksi inflasi Oktober paling tinggi akan berada di kisaran 0,2 persen. "Paling tinggi 0,2 persen," tambah dia.
Diberitakan sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka inflasi pada September 2012 berada pada kisaran 0,01 persen. Angka tersebut, lebih rendah ketimbang inflasi Agustus 2012 sebesar 0,95 persen. Kepala BPS Suryamin mengungkapkan, inflasi tahun kalender 2012 berada di kisaran 3,49 persen.
Sementara, secara year on year (yoy) inflasi berada di kisaran 4,31 persen, dengan inflasi inti 0,34 persen. Suryamin menambahkan, melandainya inflasi karena harga-harga sehabis Lebaran menurun. Begitu juga dengan transportasi dan bahan makanan.
Menurut dia, dari 66 kota IHK ada 21 kota mengalami inflasi dan 45 kota mengalami deflasi. Di mana inflasi tinggi di Pangkal Pinang 0,74 persen dan Padang 0,54 persen. Suryamin mengatakan, deflasi banyak terjadi dan tertinggi di Singkawang dengan 2,18 persen dan Palu sebesar dua persen.
(Martin Bagya Kertiyasa)