MEDAN - Pedagang daging di sejumlah pasar di Medan, bersiap melakukan mogok seperti halnya yang telah terjadi di sejumlah daerah di Indonesia. Rencana ini menyusul kenaikan harga daging sapi yang telah melewati batas kemampuan beli masyarakat.
Pedagang daging sapi di Pusat Pasar Medan Oyong M H mengaku kesulitan menjual daging, karena harganya terus naik. Sehingga konsumen enggan membeli dan lebih memilih membeli daging ayam yang jauh lebih murah.
Oyong juga mengaku, bukan hanya dirinya yang mengalami kesulitan, namun hampir seluruh pedagang daging sapi. Mereka pun telah bersepakat untuk melakukan mogok dagang untuk mencegah terjadinya kerugian.
"Kami ini kan pedagang, kalau harga tinggi saat daya beli masyarakat tinggi ya enggak jadi masalah. Tapi kalau sekarang, yang ada daging yang kita jual enggak laku. Sementara kita sudah bayar sama pedagang sapinya. Yang ada malah rugi. Makanya semua sepakat mogok, bukan hanya di Petisah, tapi juga di Pasar Sukaramai, Pasar Sei Sikambing, Pasar Aksara, Pasar Petisah Pasar Marelan, dan beberapa pasar lainnya. Rencananya 3-4 Desember nanti mogoknya," jelasnya, kepada Okezone, Jumat (30/11/2012).
Oyong mengungkapkan, sejak Idul Fitri lalu, harga daging belum turun dan justru terus naik secara bertahap. Mulai dari Rp70 ribu per kilogram (kg) pada saat Idul Fitri menjadi Rp73 ribu. Kemudian, dalam seminggu naik lagi menjadi Rp78 ribu, dan sekarang sudah mencapai Rp83 ribu.
"Kita memutuskan mogok juga karena udah tinggi begini saja, masih ada rencana importir daging menaikkan harga hingga Rp90 ribu. Karena kita dengar katanya modal juga sudah Rp83 ribu. Kalau itu benar-benar jadi naik, harga jual daging ke masyarakat bisa sampai Rp100 ribu per kg. Sekarang saja enggak ada yang beli, apalagi kalau udah Rp100 ribu," bebernya.
Perihal rencana pemogokan ini juga diakui Siti, pedagang daging di pasar Sukaramai. Ia mengaku sudah mendengar rencana tersebut dan siap untuk ikut serta. Pasalnya ia juga merasa kesulitan menjual daging dagangannya meski jumlah pasokan sudah dipangkas. Kondisi ini pun diklaim sebagai kondisi terparah sejak hampir 15 tahun ia berjualan daging.
“Iya kita siap ikut mogok. Soalnya sekarang ini parah kali, sampe enggak ada pembeli saking mahalnya," pungkasnya.