JAKARTA - Pemerintah dinilai belum bisa menentukan angka kuota secara akurat. Pasalnya, pada tahun ini saja kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi mengalami penambahan untuk kedua kalinya.
Direktur Eksekutif Reforminer Institute Priagung Rakhmanto mengatakan, pemerintah kurang detil dalam memperkirakan angka kuota BBM bersubsidi. Sehingga, kuota BBM subsidi tersebut terus mengalami kekurangan.
"Kenapa jebol? Ditambah jebol lagi karena pemerintah tidak bisa memperkirakan angka kuotanya secara akurat," kata Pri Agung, kepada Okezone, di Jakarta, Minggu (30/12/2012).
Pri Agung mengungkapkan, dalam menentukan angka kuota, seharusnya ada perkiraan seperti yang digunakan masyarakat, berapa yang akan kekurangan, atau adanya penyimpangan.
"Karena enggak tahu berapa konsumsinya buat masyarakat, berapa yang diselewengkan, jadi angka kuota kesulitan," ungkap Pri Agung.
Sebagi informasi, pada 2012, pemerintah menambah kuota BBM bersubsidi sebanyak lima juta kiloliter (kl), dari kuota awal yang ditetapkan sebesar 40 juta kl, lalu ditambah 4,04 juta kl, dan ditambah lagi sebesar 1,23 juta kl.