JAKARTA - Indonesian Petroleum Association (IPA) mengklaim ada banyak tantangan yang dihadapi industri minyak dan gas (migas) di Indonesia saat ini. Padahal, Indonesia memiliki potensi migas yang menggiurkan.
"Indonesia masih memiliki potensi minyak dan gas, tapi untuk menggali potensi tersebut penuh dengan risiko yang tinggi," kata Ketua Penyelenggara Konveksi IPA ke-37 Bambang Istadi, di Hotel Ritz Carlton Pasific Place, Jakarta, Kamis (18/4/2013).
Dia mengatakan, ada banyak sumur-sumur minyak yang telah ditinggalkan, tapi masih memiliki potensi untuk digali. Namun, untuk mendapatkan hasil maksimal dari sumur-sumur tersebut dibutuhkan teknologi yang tinggi, dan biaya yang besar.
"Sumur-sumur tersebut kemungkinan besar masih mengandung minyak atau gas, maka perlu teknologi yang lebih tinggi untuk itu, dan tentunya akan membutuhkan dana besar juga," jelas dia.
Lebih lanjut dia menjelaskan, potensi migas yang dimiliki Indonesia ada dalam deep water. Karenanya, mengeksplorasi sumber minyak deep water memiliki potensi besar sekaligus risiko yang tinggi juga. "Dan kemungkinan gagalnya juga besar," tambahnya.
Nah, yang jadi persoalan, perusahaan-perusahaan dalam negeri bukan tidak mampu mengeksplorasi potensi-potensi tersebut, tapi mereka hanya tidak mau mengambil risiko yang begitu besar.
Oleh karena itu, dia mengatakan bahwa ini akan menjadi salah satu pembahasan dalam Konvensi IPA nantinya. "kita akan mengundang pembicara dari luar negeri, yang sudah sukses dalam menjalankan industri minyak seperti Brasil," kata dia.
(Martin Bagya Kertiyasa)