Pemotongan Anggaran RI Tak Sebanding dengan Eropa

Fahmi Firdaus , Jurnalis
Rabu 12 Juni 2013 16:31 WIB
Ilustrasi. (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menemukan pengeluaran pemerintah pada APBN 2012 jauh melampaui APBN 2011, sementara pendapat negara malah mengalami penurunan. Hal ini, menyebabkan defisit pada APBN Perubahan 2012 mengalami peningkatan.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengungkapkan, guna mencegah defisit kembali melebar, maka harus dilakukan APBN-Perubahan. Pasalnya, kondisi ekonomi Indonesia, baik pasar saham, pasar valuta asing, maupun pasar obligasi tengah mengalami guncangan.

"Kalau kita lepas lebih tinggi lagi defisit lebih tinggi 3 persen, dan itu melanggar Undang-Undang (UU)," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kala menerima ikhtisar hasil laporan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) di Istana Negara, Jakarta, Rabu (12/6/2013).

Dia menjelaskan, defisit dapat meningkat, lantaran subsidi Bahan Bakar Minyak mengalami lonjakan, dan membengkak. Karenanya, dia mengatakan pengurangan subsidi energi harus dilakukan. "Ada tujuan dan alasannya. Bukan dikatakan buat apa (pengurangan subsidi)," jelas dia.

SBY menuding, biang keladinya dari defisit ini adalah pertumbuhan ekonomi dunia yang tengah mengalami perlambatan. Akibatnya, pertumbuhan ekonomi ikut menurun dari target awal sebesar 6,5 persen. "Akhirnya pajak juga berkurang," tambahnya.

Menurut dia, pemotongan subsidi yang dilakukan Indonesia masih tergolong minim, jika dibandingkan di Eropa. SBY mengatakan, pemotongan anggaran di Eropa sangat besar sehingga berdampak pada sosialnya.

"Spending cut-nya luar biasa. Sebetulnya kita tidak sekeras itu, para pimpinan lembaga negara, kalau ada pengurangan belanja negara yang cukup moderat, pahami itu bagian dari solusi," tukas dia.

(Martin Bagya Kertiyasa)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya