JAKARTA - Langkah World Bank (Bank Dunia) menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia memicu penguatan nilai tukar yen Jepang yang saat ini berada di level 94,9 yen per USD dan menyebabkan bursa Jepang melemah sekira empat persen.
"Nilai tukar rupiah pagi ini kembali bergerak volatile dengan dibuka terdepresiasi ke level Rp10.020 per USD, sementara yield SUN 10 tahun tetap stabil di level 6,5 persen," kata analis Samuel Sekuritas Indonesia, Benedictus Agung dalam risetnya, Kamis (13/6/2013).
Selain itu, pasar menunggu hasil rapat dewan gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) di mana mengantisipasi kenaikan BI rate sebesar 25 bps sebagai langkah BI mengurangi volatilitas nilai tukar rupiah.
Pagi ini, dia melanjutkan, bursa Asia kembali dibuka melemah setelah Bank Dunia menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia di 2013 dari 2,4 persen menjadi hanya 2,2 persen, lebih rendah dari pertumbuhan di 2012 yang mencapai 2,3 persen.
Namun demikan, dengan negatifnya sentimen dari bursa global, IHSG diperkirakan akan dibuka melemah terutama potensi profit taking pada saham-saham yang menguat signifikan kemarin seperti SMGR, WIKA, UNVR, dan ASII.
Bursa AS dan Eropa kembali bergerak melemah pada perdagangan semalam seiring pasar kembali khawatir the Fed akan mengurangi besaran stimulusnya dan yield T-Bonds AS kembali naik ke level 2,20 persen, tertinggi dalam satu tahun terakhir.
(Widi Agustian)