JAKARTA - Dalam mengendalikan ekspektasi pelaku usaha terkait inflasi yang diperkirakan akan terus meninggi, Bank Indonesia (BI) akan meningkatkan koordinasinya dengan pihak terkait yakni pemerintah maupun Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Demikian hal ini disampaikan oleh Gubernur BI Agus Martowardojo usai melaksanakan salat Jumat, di kawasan perkantoran BI, Jakarta, Jumat (14/6/2013).
Agus mengatakan, sampai dengan tiga bulan ke depan, perekonomian Indonesia diperkirakan akan mengalami banyak tantangan. "Kami melihat lebih jauh adalah itu inflasi. Karena ekspektasi terhadap inflasi saat ini sudah terlihat nyata," ujarnya.
Dia mengaku, saat ini perekonomian Tanah Air sedang mengalami banyak tantangan, baik secara eksternal maupun internal.
"Kita sedang melihat pada transaksi berjalan kita itu defisit terus membesar dan ini juga didukung oleh defisit neraca perdagangan kita yang semakin besar, sementara fiskal juga ada defisit besar serta juga ada primary balance negative, sehingga persepsi investor ini akan semakin khawatir," tukas Agus.
Agus memperkirakan, membesarnya inflasi akan terjadi pada Juni, Juli hingga Agustus. Karena secara historis, pada tiga bulan memang selalu terjadi peningkatan laju inflasi dan ini merupakan periode inflasi tertinggi di setiap tahunnya. "Nanti kalau pembahasan RAPBN-P sudah selesai dan harga BBM naik, maka inflasi itu akan naik, jadi jangan kaget," jelasnya.
Agus Menilai, BI perlu mengambil langkah preemptive di mana ini untuk mengendalikan ekspektasi inflasi yang terjadi sekarang ini. "Yang kami respons itu adalah expected inflation dan ada kekhususan juga bagi kami dalam menjaga stabilitas sistem keuangan, karena situasi ekonomi dunia yang tidak pasti-pasti," paparnya.
Sementara guna menanggapi kondisi tersebut, Agus menegaskan, BI berupaya untuk meningkatkan koordinasi dengan pemerintah serta OJK dalam mengendalikan ekspektasi inflasi.
"BI ingin selalu berkoordinasi dengan otoritas lain, khususnya pada otoritas fiskal. Langkah pre-emptive yang sudah ditempuh BI itukan dengan menaikkan suku bunga Fasilitas Simpanan BI (Fasbi Rate) dan suku bunga acuan (BI Rate) di pekan ini," tutup Agus.
(Widi Agustian)