Rupiah Ambruk, Dahlan Minta Pertamina Kaji Hedging

Hendra Kusuma, Jurnalis
Sabtu 24 Agustus 2013 09:29 WIB
Ilustrasi. (Foto: Okezone)
Share :

PURWOKERTO - Dalam beberapa hari terakhir Rupiah terus mengalami tekanan, lantaran tingginya kebutuhan dolar Amerika Serikat (AS). Kebutuhan akan tingginya dolar AS tersebut, telah membuat Rupiah tembus ke level Rp11.000 per USD.

Salah satu perusahaan yang paling membutuhkan dolar AS adalah PT Pertamina. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengungkapkan, kebutuhan Pertamina akan dolar AS mencapai seperempat dari keseluruhan dolar AS yang beredar di Indonesia.

"Pertamina membutuhkan dolar AS seperempat dari yang beredar di Indonesia, dengan begitu saya minta Pertamina mempelajari hedging," ucap Dahlan saat menjadi pembicara di Universitas Soedirman, Purwokerto, Jumat (23/8/2013).

Dahlan menambahkan, menurut perhitungannya, dengan melakukan pola hedging Pertamina mampu menuai keuntungan sembilan kali. "Kalau Pertamina 10 kali hedging untuk beli dolar AS, sembilan kali untung dan ruginya cuma satu kali," tambahnya.

Namun, Mantan Dirut PLN ini menyebutkan Pertamina masih belum berani menerapkan pola seperti itu, lantaran risiko kerugian yang didapat akan menjadi persoalan yang luar biasa bagi Indonesia. Oleh karena itu, dia meminta Pertamina untuk mempelajari pola hedging.

"Ruginya ini bisa dianggap kerugian negara, karena Pertamina kan BUMN, nanti bisa diperiksa kejaksaan, BPK, ini lagi krisis, dan Pertamina tidak berani, Swasta bisa melakukan hegding, tapi BUMN tidak bisa, meskipun dengan begitu banyak untungnya," tutupnya.

(Martin Bagya Kertiyasa)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya