JAKARTA - Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pagi ini dibuka kembali melemah. Tekanan mata uang Negeri Paman Sam tersebut, nampaknya semakin menguat, didorong oleh optimisme yang terjadi.
Melansir Bloomberg Dollar Index, Kamis (23/1/2014) Rupiah dalam pergerakan non-delivery forward (NDF) tercatat melemah 25 poin atau 0,21 persen menjadi Rp12.168 per USD dari pembukaan sebelumnya Rp 12.148 per USD.
Sementara itu yahoo finance mencatat, posisi Rupiah masih tetap berada pada Rp 12.140 per USD, tidak beranjak dari posisi sebelumnya. Ekonom Samuel Sekuritas, Rangga Cipta, mengatakan Dollar index yang turun drastis kemarin pagi mampu mendorong penguatan nilai tukar. Hal tersebut tidak hanya tidak pada Rupiah, tetapi hampir seluruh mata uang di Asia.
"Kurs Rupiah NDF tenor 1 bulan menguat hingga ke 12,089. Akan tetapi kurs Rupiah Jisdor masih dipertahankan di Rp12.149 per USD menjaga gap positif terhadap kurs Rupiah NDF tenor satu bulan. Semenjak awal tahun Rupiah telah menguat 0,33 persen," kata dia seperti dilansir dari situs Samuel Sekuritas.
Dia menambahkan index dollar AS yang menguat tajam, menyebabkan terjadinya tekanan pelemahan diperkirakan hinggap di pasar Asia pada hari ini. Euro melemah sesaat lalu. Menurutnya, walaupun hasil lelang SUN cukup baik, yield SUN naik 6 basis poin (bps) kemarin, sejalan dengan yield obligasi AS (UST) yang naik.
"Dini hari tadi yield UST kembali naik 4 bps menuju 2,87 persen. Pasar Asia pagi ini menunggu Markit Flash Mfg Purchasing Managers' Indexes (PMI) China yang mungkin turun dan malam harinya Jobless Claims AS patut ditunggu," tukasnya.
(Widi Agustian)