"Jadi kalau ditanya apakah harus bebas dari kooptasi keluarga Soemarno, jelas di situ tidak diperkenankan, BUMN harus bebas dari vested interest kelompok, apalagi keluarga," ucapnya.
Lebih lanjut, Ferdinand mengkritisi langkah dari Kementerian BUMN yang dinilainya telah mencoba untuk memutus rantai dengan tim penilai akhir terkait pencalonan direksi BUMN.
"Kita mencermati pergerakan dari BUMN sendiri seperti apa. Jadi kita dapat informasi bahwa Menteri BUMN Rini Soemarno mencoba memutus rantai dengan tim penilai akhir, dengan mencoba menarik Kepres BUMN untuk menetapkan dewan komisaris dan direksi BUMN itu ada di kementeriannya. Ini kan aneh. Apa maunya dia? Berarti dia mau mencoba menguasai lini BUMN, semaunya dia aja," tukasnya.
Dari kabar yang beredar, muncul dua nama kandidat kuat PT Pertamina yakni Ahmad Faisal dan Karyuliarto. Faisal merupakan mantan Direktur Niaga Pertamina era Ari Soemarno, kakak dari Rini Soemarno. Sedangkan Hari Karyuliarto merupakan Direktur Gas Pertamina dan nama yang santer Raden Priyono, mantan Kepala BP Migas.
(Rizkie Fauzian)