JAKARTA - Rencana pemerintah untuk mencabut subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) disebut lantaran adanya kepentingan pasar internasional.
"Karena kepentingan pasar, ingin Indonesia cabut subsidi BBM. Kenapa? Karena energi komoditas sangat vital," ujar Peneliti Senior Indonesia Public Institute (IPI), Karyono Wibowo, dalam diskusi bertajuk Menjawanb Rencana Kenaikan BBM di Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (16/11/2014).
Dia menilai, ketimbang mencabut subsidi BBM, pemerintah sebaiknya melakukan nasionalisasi perusahaan-perusahaan asing, terutama yang bewrgerak di bidang migas.
"Perlu ada nasionalisasi modern perusahaan asing. Kalau dulu kita menguasai pabrik, menguasai sumber daya yang ada. Sekarang waktunya perushaan asing harus dikuasai," terangnya.
Lantas, bagaimana cara nasionalisasi modern yang dimaksudnya? "Seperti Julio chavez di Venezuela. Dia paksa perusahaan Spanyol dijual ke Venezuela. Kalau tidak mau silakan keluar dari Venezuela. Harganya sesuai pemerintah di sana," kata Karyono.
Namun, ia belum mengetahui secara pasti apakah keuangan negara mampu melakukan akuisisi perusahaan asing. "Kalau kita ingin nasionalisasi dengan model membeli paksa, saya tidak tau dana fiskal kita sejauh mana, cukup atau tidak," tandasnya.
(Widi Agustian)