Rinciannya, pendapatan ditangguhkan Rp24,988 triliun, liabilitas pajak tangguhan bersih Rp9,775 triliun, liabilitas jangka panjang setelah dikurangi bagian jatuh tempo dalam satu tahun dari penerusan pinjaman Rp24,988 triliun, utang kepada pemerintah Rp1,856 triliun, dan utang sewa pembiayaan 14,027 triliun.
Utang bank dan surat utang jangka menengah Rp41,874 triliun, utang obligasi 46,102 triliun, utang listrik swasta Rp5,852 triliun, utang pihak berelasi Rp30,970 miliar, liabilitas imbalan kerja Rp18,281 triliun, utang perolehan aset tetap Rp78,208 miliar, dan utang lain-lain Rp4,718 miliar.
Sementara untuk liabilitas lancar PLN di September 2011 sebesar Rp89,258 triliun, antara lain utang usaha dari pihak berelasi Rp15,423 triliun, pihak ketiga Rp10,265 triliun, utang pajak Rp1,239 triliun, biaya masih harus dibayar Rp4,337 triliun, uang jaminan langganan Rp6,520 triliun, utang biaya proyek Rp4 triliun.
Sedangkan liabilitas jangka panjang jatuh tempo dalam satu tahun dari penerusan pinjaman sebesar Rp1,521 triliun, utang kepada pemerintah Rp293,793 miliar, utang sewa pembiayaan Rp1,524 triliun, utang bank dan surat hutang jangka mencegah Rp18,283 triliun, utang obligasi Rp3,970 triliun, utang listrik swasta Rp137 miliar, utang pihak berelasi Rp5,228 triliun, liabilitas imbalan kerja Rp1,519 triliun, utang perolehan aset tetap Rp14,326 triliun, dan utang lain-lain Rp668,043 miliar.
(Fakhri Rezy)