Sofyan Basir Diwarisi Utang PLN Rp471 Triliun

Hendra Kusuma, Jurnalis
Kamis 25 Desember 2014 13:16 WIB
Sofyan Basir Diwarisi Utang PLN Rp471 Triliun (Sofyan Basir: Okezone)
Share :

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno telah resmi menunjuk Sofyan Basir menjadi Direktur Utama PT PLN (Persero) menggantikan Nur Pamudji yang sebelumnya telah lebih mengundurkan diri.

Sofyan Basir yang sukses membuat PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) ini menjadi bank pelat merah yang besar, nampaknya harus lebih kerja keras untuk membenahi struktur keuangan di PLN sendiri.

PLN sendiri sampai saat ini masih bergelut dengan utang yang jumlahnya tidak sedikit. Di mana, saat Nur Pamudji masih menjabat sebagai Dirut PLN, dalam laporan keuangan utang PLN per 30 September 2013 sampai 30 September 2014 atau Kuartal III-2014 mencapai Rp471 triliun.

Dalam laporan keuangan resmi PLN, dari total utang PLN yang sebesar Rp471 triliun tersebut terbagi dari dua sektor, yakni utang jangka panjang dan utang jangka pendek.

Liabilitas atau utang jangka panjang PLN sendiri totalnya sebesar Rp381,5 triliun, dengan rincian pendapatan ditangguhkan Rp26,56 triliun, liabilitas pajak tangguhan bersih Rp3,76 triliun dan utang jangka panjang setelah dikurangi bagian jatuh tempo dalam satu tahun dengan penerusan pinjaman Rp28,21 triliun.

Selanjutnya, utang kepada pemerintah Rp8,48 triliun, utang sewa pembiayaan Rp129,8 triliun, utang bank dan surat utang jangka menengah Rp70,726 triliun, utang obligasi Rp81,2 triliun, utang listrik swasta Rp6,599 triliun, utang pihak berelasi Rp7,17 miliar, liabilitas imbalan kerja Rp26,14 triliun dan utang lain-lain Rp9,73 miliar.

Sementara untuk liabilitas jangka pendek totalnya Rp89,488 triliun. Di mana utang usaha dari pihak berelasi Rp8,73 triliun, dari pihak ketiga Rp14,89 triliun, utang pajak Rp1,47 triliun, biaya masih harus dibayar Rp8,45 triliun, serta uang jaminan langganan Rp10,60 triliun.

Lalu utang jangka panjang jatuh tempo dalam satu tahun dari penerusan pinjaman Rp1,79 triliun, utang kepada pemerintah Rp146,89 miliar, utang sewa pembiayaan Rp5,122 triliun, utang bank dan surat utang jangka menengah Rp14,670 triliun, utang obligasi Rp1,500 triliun, utang listrik swasta Rp282,9 miliar, utang pihak berelasi nol, liabilitas imbalan kerja Rp2,602 triliun, utang lain-lain Rp18,129.

Total utang di kuartal III-2014 tersebut tentunya sangat melonjak tinggi jika dibandingkan dengan total utang pada saat 30 September 2011 yang sebesar Rp265,424 triliun. Di mana dari total tersebut liabilitas atau utang tidak lancar PLN mencapai Rp176,165 triliun, dan total liabilitas lancar Rp89,258 triliun.

Rinciannya, pendapatan ditangguhkan Rp24,988 triliun, liabilitas pajak tangguhan bersih Rp9,775 triliun, liabilitas jangka panjang setelah dikurangi bagian jatuh tempo dalam satu tahun dari penerusan pinjaman Rp24,988 triliun, utang kepada pemerintah Rp1,856 triliun, dan utang sewa pembiayaan 14,027 triliun.

Utang bank dan surat utang jangka menengah Rp41,874 triliun, utang obligasi 46,102 triliun, utang listrik swasta Rp5,852 triliun, utang pihak berelasi Rp30,970 miliar, liabilitas imbalan kerja Rp18,281 triliun, utang perolehan aset tetap Rp78,208 miliar, dan utang lain-lain Rp4,718 miliar.

Sementara untuk liabilitas lancar PLN di September 2011 sebesar Rp89,258 triliun, antara lain utang usaha dari pihak berelasi Rp15,423 triliun, pihak ketiga Rp10,265 triliun, utang pajak Rp1,239 triliun, biaya masih harus dibayar Rp4,337 triliun, uang jaminan langganan Rp6,520 triliun, utang biaya proyek Rp4 triliun.

Sedangkan liabilitas jangka panjang jatuh tempo dalam satu tahun dari penerusan pinjaman sebesar Rp1,521 triliun, utang kepada pemerintah Rp293,793 miliar, utang sewa pembiayaan Rp1,524 triliun, utang bank dan surat hutang jangka mencegah Rp18,283 triliun, utang obligasi Rp3,970 triliun, utang listrik swasta Rp137 miliar, utang pihak berelasi Rp5,228 triliun, liabilitas imbalan kerja Rp1,519 triliun, utang perolehan aset tetap Rp14,326 triliun, dan utang lain-lain Rp668,043 miliar.

(Fakhri Rezy)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya