Menurutnya, selama ini bahan baku produksi cokelat yang ada di Indonesia cukup melimpah, namun produk siap makan yang dihasilkan dari produk cokelat masih sangat sedikit. Padahal Indonesia menduduki peringkat ke-3 dunia untuk ketersedian bahan baku.
"Dari situ saya tergerak, apa lagi cokelat itu identik dengan orang happy. Kalau lihat cokelat jadi ingin membeli. Saya pikir ada baiknya kita mulai di industri cokelat, apa lagi tempatnya ada di daerah pariwisata," katanya.
Mulai Menemui Kendala
Setelah menjawab tantangan dari sang Ayah, pihak keluarga pun mendukung terobosan baru Axel. Menurut Axel saat pertama melangkah bisnis cokelat, dirinya merasa kesulitan dalam mendapatkan suplai bahan baku yang bagus untuk produk cokelatnya karena tidak memiliki jaringan distribusi bahan baku yang belum dikenalnya.
"Saya sempat ditolak sama supplier. Mereka menilai saya baru mulai, jadi tidak diuruslah, kasar katanya. Makannya sempat beberapa kali, saya kecewa sama supplier di Indonesia," ujarnya.