Namun siapa sangka, pria kelahiran Cirebon 25 November 1987 itu justru berhasil meraup keuntungan sekira Rp4 miliar per tahun.
"Ketika saya kuliah memang saya sudah aktif berbisnis, tetapi berbeda dengan banyak orang yang bercita-cita pergi ke kota. Kalau saya malah bercita-cita kembali ke desa," kata Bambang kepada Okezone, Jakarta, Kamis (12/3/2015).
Bambang menceritakan, alasan memilih bisnis ternak jangkrik lantaran melihat kebutuhan di tanah kelahirannya akan pemberdayaan dan usaha yang bisa menyerap banyak tenaga kerja.
Dia mulai menggeluti bisnis jangkrik pada 2010. Bermodal uang Rp7 juta, Bambang membeli 50 kotak jangkrik dan 2,5 kilogram (kg) telur jangkrik. Dari situ, Bambang mulai memainkan kelihaiannya mengembangbiakkan jangkrik.
Awalnya, usaha Bambang dipandang sebelah mata. Namun dia tak acuh dan terus melakoni usahanya sendiri dengan telaten.