JAKARTA – Pertamina telah mengesekusi kenaikan harga BBM bersubsidi. Kenaikan tersebut mengejutkan banyak kalangan. Selain mendadak, kenaikan Rp500 per liter memberatkan pelaku usaha.
Kendati demikian harga BBM sudah naik, namun harga tersebut dinilai belum mencapai harga keekonomiannya.
“Dengan harga tersebut, memang masih belum mencapai keekonomian. Keekonomian akan tercapai apabila Harga Indeks Pasar (HIP) turun,” jelas Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Wianda Pusponegoro, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Sabtu (28/3/2015).
Selain itu, Pertamina juga merilis data perbandingan harga keekonomian BBM di Asean. Dalam data tersebut, posisi Indonesia berada tingkat harga yang paling rendah.
Berikut data selengkapnya.
|
Nama Negara
|
Harga Gasoline (Rp/liter)
|
Harga Gasoil (Rp/liter)
|
|
Kamboja
|
17.254
|
15.937
|
|
Laos
|
16.727
|
14.752
|
|
China
|
14.225
|
12.644
|
|
Thailand
|
14.093
|
10.800
|
|
India
|
13.698
|
11.327
|
|
Filipina
|
12.644
|
8.825
|
|
Vietnam
|
11.195
|
9.747
|
|
Malaysia
|
6.849
|
6.981
|
|
Indonesia
|
6.800
|
6.400
|
(Meutia Febrina Anugrah)