Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan aliran dana asing tersebut tidak cukup untuk membantu mengatasi pelemahan Rupiah, karena dana yang masuk tersebut mayoritas berbentuk 'hot money'.
"Yang masuk kebanyakan portofolio, hot money. Kita masih butuh cold money," jelasnya dalam sebuah acara diskusi bertajuk 'Gejolak dan Masa Depan Rupiah' di Senayan City, Minggu (29/3/2015).
Oleh karena itu, David menilai saat ini pentingnya menarik investor-investor asing lainnya untuk berinvestasi secara langsung dan lebih banyak di Indonesia.
"Direct investment harus kita undang masuk dan ini untuk perubahan struktural jangka panjang," kata dia.
Selain itu, defisit neraca negara menjadi salah satu faktor yang harus diperbaiki agar pelemahan Rupiah saat ini tidak berlarut-larut sehingga menciptakan iklim bisnis yang baik bagi pengusaha maupun investor.
"Kita defisit besar, terutama jasa. Jasa untuk angkutan kapal, asuransinya masih dipegang asing. Kalau iklim bisnis baik, mereka tidak akan repatriasi, mereka akan ekspansi," pungkasnya.
(Rizkie Fauzian)